Pahlawan yang Menyebalkan

Pahlawan itu identik dengan menolong orang lain, menyelamatkan orang lain, berkorban demi orang lain. Pahlawan selalu ingin menyenangkan hati orang lain. Ya, pahlawan dengan sifat-sifat tersebut sangat mudah dicintai orang lain. Lantas, adakah pahlawan yang menyebalkan?

Satu hal yang perlu digarisbawahi dalam paragraf di atas adalah "orang lain". Let's talk about it.

Sejak membaca Falsafah Keluarga karya Dhuha Hadiansyah, saya selalu agak keki mendengar kata pahlawan. Pasalnya, dalam buku tersebut ada sebuah bab yang menerangkan tentang pahlawan namun bukan dalam konteks yang menyenangkan.

Intinya, ada tipe orang yang berjiwa pahlawan, ingin selalu menolong orang lain, mudah merasa kasihan dengan orang lain. Akan tetapi, jiwa pahlawan ini terkadang membuat dirinya mengorbankan hal-hal yang tak seharusnya. Bahkan tak jarang ia menganggap keluarganya sebagai perpanjangan dirinya yang harus ikut menolong dan berkorban demi orang lain. Alih-alih menjadi pahlawan, orang tipe ini bisa jadi menyebalkan bagi orang terdekatnya.

Dalam buku Falsafah Keluarga ada sebuah contoh yang saya lupa-lupa ingat, Alkisah ada seorang pria menikahi teman kerjanya, seorang janda beranak lima. Ia menikahi wanita tersebut karena kasihan dan ingin menolong. Padahal, si pria ini juga telah menikah dan memiliki lima anak. Akhirnya si pria bercerai dengan istrinya dan menikah dengan teman kerjanya itu.

Ini mungkin hanya salah satu contoh ekstrem. Sementara bentuk yang tidak ekstrem bisa jadi ada di sekitar kita. Ada seorang kerabat saya yang tampaknya memiliki sifat superhero ini. Ia selalu tergerak membantu orang lain. Bahkan apabila hal itu membuatnya stres dan supersibuk, ia tetap menjalaninya.

Kita tentu sepakat bahwa menolong orang lain adalah sesuatu yang sangat baik, mulia, sangat dianjurkan. Tapi segala yang berlebihan berujung tidak baik, termasuk dalam hal menolong. Apalagi jika kegiatan menolong ini justru merenggut hak orang lainnya.

Sekian tulisan iseng malam ini. Semoga bermanfaat.

Comments

  1. Ngeriiii banget siihh. Cerain isti buat nikahin janda lima anak 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maakkk, emotmu itu lebih ngeri maaakkk..wkwk XD

      Delete
  2. Janda anak 5? Wow

    Kadang aku merasa begitu lho.
    tp untungnya gak sampe menyeret2 orang sih. Kalau kata temen-temanku aku gak bisaan orangnya dan jeleknya jadi mudah dimanfaatkan (atau malah dibodoh2i)

    *eh beda ya ini sama konteks pahlawan menyebalkan hehehhe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm.. Selama masih pada batas-batasnya masih oke lah yaa..hehe..

      Delete
  3. Kyak nya menikahi janda anak lima itu bukan maksud mau menjadi pahlawan. Tapi emang mau nikah lagi aja sih.

    Haahahaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Pengalaman Kuret Setelah Melahirkan

Lima Hal yang Membuat Bartimaeus Trilogy Menarik