tag:blogger.com,1999:blog-75448079036501853532024-03-18T16:48:13.712+07:00RETROFLEKSbaca, kata, rasa, bahasaUtarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.comBlogger123125tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-43463146492680154062024-02-08T12:33:00.000+07:002024-02-08T12:33:24.318+07:00Resensi Teruslah Bodoh Jangan Pintar (Tere Liye)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht8Isi70ebeUcvLr-Ul9teDoaretHlgeykB1oUTpH54hvB1Vwd4eqm9-iP1d7gwKpqSQf0-JRjc-j1NMp0_wZJbMFHsWCclNbO4dJAtXPQCP7z4DkkaXjI5szQwlTSg3gLInI3vkQgHJbW1Yq2OjLy910G2OZut0CU6givesZiS5wb8BR2jsDk8pot/s3727/PXL_20240120_110644477~2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3727" data-original-width="2641" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht8Isi70ebeUcvLr-Ul9teDoaretHlgeykB1oUTpH54hvB1Vwd4eqm9-iP1d7gwKpqSQf0-JRjc-j1NMp0_wZJbMFHsWCclNbO4dJAtXPQCP7z4DkkaXjI5szQwlTSg3gLInI3vkQgHJbW1Yq2OjLy910G2OZut0CU6givesZiS5wb8BR2jsDk8pot/s320/PXL_20240120_110644477~2.jpg" width="227" /></a></div><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: center;">Judul: Teruslah Bodoh Jangan Pintar</p><p style="text-align: center;">Penulis: Tere Liye</p><p style="text-align: center;">Jumlah halaman: 371</p><p style="text-align: center;">Penerbit: Sabak Grip</p><p style="text-align: center;">Tahun terbit: 2024</p><span id="docs-internal-guid-7314a351-7fff-b6f6-54de-8d2ce11865d4"><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Di halaman awal novel ini ditulis sebuah <i>disclaimer </i>bahwasannya novel ini adalah fiksi semata, dan ending novel ini pun fiksi dan hanya untuk keperluan cerita. Hayo, siapa yang tidak makin penasaran melihat <i>disclaimer </i>seperti itu di awal buku? Saya jadi makin penasaran, dong. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Betul saja, setelah menamatkan novel ini, saya langsung bergumam, “ya, <i>disclaimer </i>ini memang diperlukan”. Bahkan saya jadi berkali-kali mengingatkan diri sendiri bahwa ini hanyalah cerita fiksi.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><b>Jadi, kisahnya tentang apa?</b></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Bercerita tentang lima orang (atau tujuh orang ya?) aktivis lingkungan yang menggugat konsesi sebuah perusahaan tambang raksasa. Pasalnya, perusahaan tersebut sudah banyak merugikan masyarakat dan alam di tempat-tempat tambang mereka sebelumnya.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lalu digelarlah sebuah sidang tertutup yang dihadiri oleh perwakilan aktivis dan saksi-saksinya, perwakilan perusahaan yang menunjuk seorang pengacara beken, dan komite yang terdiri dari tujuh orang. Komite ini yang nantinya akan memberi putusan apakah konsesi diberikan atau tidak. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Persidangan digelar, saksi-saksi, dan bukti-bukti dihadirkan. Kisah-kisah dipaparkan, sanggahan-sanggahan diajukan. Inilah yang menjadi inti novel. Kisah-kisah para saksi yang merupakan warga di sekitar situs tambang. Mereka sebelumnya memiliki kehidupan tenang, damai, walaupun mungkin tidak kaya–ada juga yang kaya, tergantung definisi kaya.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Namun, setelah datang perusahaan tambang, membabat lahan, mengalihfungsikan sawah dan tanah, hidup warga ini pun berubah kelam. Ada yang menjadi korban tambang batubara, tambang emas, dan lain-lain.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tere Liye memang lihai dalam menjalin cerita. Di novel ini, para saksi menceritakan kisah mereka dua puluh, bahkan tiga puluh tahun lalu. Kisah hidup mereka direkam, diringkas lewat kata-kata dan disampaikan dengan indah kepada pembaca. Membuat saya, dan mungkin pembaca lainnya, terhanyut dan bersimpati kepada para saksi yang fiktif ini.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><i>Setting</i> tempat dan karakter yang begitu dekat dengan pembaca memang menggelitik kita untuk bertanya, apakah ini benar hanya sebuah karangan? Sebuah fiksi? Semoga demikian. Karena jika nyata adanya, duh, ini sungguh memilukan!</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lalu, bagaimana akhir persidangan itu? Apakah para aktivis akan menang? Atau konsesi tetap berjalan? Saya tentu tidak akan membocorkan. Silakan baca sendiri, dan nikmati <i>roller coaster</i> politik tambang, dengan bumbu perkopian Indonesia. Serius, ada info seputar kopi-kopi juga di sini, bahkan saya yang bukan penggemar kopi jadi penasaran mau coba. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Saya membeli buku ini di masa PO agar dapat harga lebih murah. Novel ini juga standalone, bukan serial, jadi langsung tamat. Oiya, bagi kalian yang masih di bawah 18 tahun, novel ini bukan untuk kalian karena keterangannya 18+.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-33185229082960162472024-01-21T15:32:00.000+07:002024-01-21T15:32:07.161+07:00Akhirnya, Aku Beralih ke Rice Cooker Stainless Steel<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6jlaP3rLzE5zBrnuKnAsn38N633R6h0zkftfjG_MY2qmwTb9M8wohU6Zjqxkj0j6ICnWGzfsYpoqJmr5pXaA4-wuarogUfVJeV3pl-l2QWNRXAaTzRZ6Al6xao4c4AVv4xwIAzZ5W6E7XcXCQtIzRDfcDu-LhYwRkIIp1gwlDcIFRPPL85HHay6eA/s702/sanken.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="525" data-original-width="702" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6jlaP3rLzE5zBrnuKnAsn38N633R6h0zkftfjG_MY2qmwTb9M8wohU6Zjqxkj0j6ICnWGzfsYpoqJmr5pXaA4-wuarogUfVJeV3pl-l2QWNRXAaTzRZ6Al6xao4c4AVv4xwIAzZ5W6E7XcXCQtIzRDfcDu-LhYwRkIIp1gwlDcIFRPPL85HHay6eA/s320/sanken.JPG" width="320" /></a></div><br /><p></p><span id="docs-internal-guid-afeb1870-7fff-c6e5-4621-4e01c9b59c99"><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Setelah bergelut dengan kegalauan yang disebabkan harga, kira-kira dua minggu lalu saya akhirnya resmi beralih ke <i>rice cooker</i> berbahan stainless steel (<i>inner pot</i>-nya). Dan saya menyesal, kenapa tidak sejak dulu memilih ini. Hiks.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><i>So</i>, bagi teman-teman yang mungkin masih bimbang, saya akan sharing pengalaman menggunakan <i>rice cooker</i> stainless steel ini–walaupun baru sebentar. Wkwk.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Mulai dari kelebihannya. Pertama, bahan stainless ini mudah dibersihkan. Kalau <i>rice cooker</i> biasa kan waswas ya, ga bisa pakai spons yang agak kasar itu. Nah, stainless ini kita santai karena bisa pakai macam-macam model spons, dan mencucinya jadi lebih cepat bersih. <i>Less effort </i>banget, deh!</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kedua, tidak ada lapisan teflon, yang artinya ngga perlu takut ada lapisan yang lepas dan masuk ke makanan, atau lecet karena kena sabut/sendok, dll. Sebelumnya saya memakai <i>rice cooker </i>berbahan teflon (antilengket) dan tetap saja lapisannya terkelupas walaupun sudah diperlakukan dengan lembut.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Bahkan, saya sampai beli <i>inner pot </i>lagi, dan baru beberapa minggu sudah tergores-gores lagi. <i>I’m so done with rice cooker </i>antilengket.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Ketiga, ternyata bahan stainless untuk <i>inner pot rice cooker</i> itu ngga lengket-lengket amat. Tanpa lapisan antilengket, ternyata nasinya tetap ngga yang nempel banyak gitu, kok. Kebalikan dari "si paling antilengket" yang ternyata bisa lengket juga, susah bersihinnya pula. Kalau stainless, walaupun ada yang lengket tapi nyucinya pun mudah.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Keempat, bahan stainless ini diklaim lebih sehat karena tidak ada lapisan yang berisiko terlepas dan bercampur dengan makanan. Akan tetapi, menurut yang saya baca, kalau digunakan untuk masak yang asam-asam bisa ada risiko logam berat yang larut. Nah, kalau <i>rice cooker </i>saya hanya pakai untuk masak nasi, jadi <i>it’s fine, i guess</i>.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Sekarang kekurangan dari<i> rice cooker </i>stainless steel. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lebih mahal. Dari sisi harga, model ini lebih mahal beberapa ratus ribu. Yaa sesuai dengan kelebihannya siy menurut saya.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tidak banyak pilihan ukuran. <i>Rice cooker </i>teflon punya berbagai pilihan ukuran, mulai dari yang satu liter (atau kurang), sampai yang jumbo. Sedangkan si model stainless ini yang ukuran satu liter tidak banyak. Saya sendiri memakai merk Sanken ukuran 1,2 liter. Kebanyakan model ini berukuran dua liter. Jadi, kalau Anda mencari ukuran 2 liter sih lumayan banyak pilihan merk.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Pancinya agak lebih berat. Bahan stainless steel ini memang lebih berat, tapi ini tidak terlalu berpengaruh dalam penggunaan sehari-hari menurut saya. </span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; white-space-collapse: preserve;">Soal durasi masak, agaknya stainless ini perlu waktu lebih lama. Atau hanya perasaan saya saja, ya?</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Terlepas dari semua plus minus, saya lebih suka rice cooker stainless ini. Bagaimana dengan Anda?</span></p><div><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></div></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-38398877172833108502024-01-05T13:54:00.003+07:002024-01-05T13:56:42.427+07:00Resensi Novel Still Alice<blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px; text-align: left;"><br /></blockquote><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px; text-align: left;"><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px;"></blockquote><p style="text-align: justify;"><span id="docs-internal-guid-16d535a7-7fff-324f-3957-cb6b2edadc7a"></span></p></blockquote><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px; text-align: left;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcJ0i3W4lot-ADQt94ZVyUBOcZvgVqFhz7b5knaUZObB2OIsylm227gg5F6NlgjhAMN4Yll29YlJnjHU_YZflgxGS8OO3DSVYuEgkLMDuGmPLKAEG9F4zJUgQvM1Bs1-ziKQ15hVJhLIxQlmfUSGqF64G5MEYDs8vEZEzG2QvMNMXmqyFr8lE18cxX/s1080/WhatsApp%20Image%202024-01-05%20at%2011.28.39_aebd5bac.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Still Alice" border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcJ0i3W4lot-ADQt94ZVyUBOcZvgVqFhz7b5knaUZObB2OIsylm227gg5F6NlgjhAMN4Yll29YlJnjHU_YZflgxGS8OO3DSVYuEgkLMDuGmPLKAEG9F4zJUgQvM1Bs1-ziKQ15hVJhLIxQlmfUSGqF64G5MEYDs8vEZEzG2QvMNMXmqyFr8lE18cxX/w320-h320/WhatsApp%20Image%202024-01-05%20at%2011.28.39_aebd5bac.jpg" width="320" /><br /></a></div></blockquote><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px; text-align: left;"><p></p></blockquote><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px; text-align: left;"><br /></blockquote><span id="docs-internal-guid-83dd17a7-7fff-8f17-f972-569d32bea6bc"><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Judul: Still Alice</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Penulis: Lisa Genova</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Penerbit: Erlangga</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tebal: 322 halaman</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Let's get to the point</span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">. Novel ini bercerita tentang Alice Howland, seorang doktor dan dosen di Jurusan Psikologi Universitas Harvard, yang divonis Alzheimer (</span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Early Onset Alzheimer</span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">). Padahal usianya masih tergolong muda, sekitar 50 tahunan. Umumnya yang mendapat diagnosis Alzheimer itu usia 65 ke atas.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Sedikit informasi,</span><a href="https://www.blogger.com/blog/post/edit/7544807903650185353/3839887717283310850#" style="text-decoration-line: none;"><span face="Arial, sans-serif" style="color: black; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> </span><span face="Arial, sans-serif" style="color: #1155cc; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Alzheimer</span></a><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> adalah penyakit yang menyerang otak. Sebabnya adalah penumpukan protein (amyloid) pada bagian-bagian otak. Semakin lama amyloid semakin banyak dan merusak fungsi otak. Biasanya gejala diawali dengan pikun/lupa, disorientasi, dll. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Back to Still Alice</span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">. Sesuai diagnosis dokter spesialis saraf, kemampuan Alice dalam berbagai hal pun menurun perlahan. Ia yang semula sangat pintar, menjadi pelupa. Perlahan ia kehilangan kehidupan normalnya. Ia tak lagi bisa mengajar, tak lagi menulis buku. Bahkan untuk membaca pun ia kesulitan. Ia lupa rute jalan yang sering dilaluinya, lupa posisi ruangan di rumahnya, bahkan lupa fungsi benda dan cara menggunakannya.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Untungnya, Alice memiliki seorang suami–yang juga doktor dan dosen di Harvard–dan tiga orang anak yang sangat menyayanginya. Keluarganya memberi perhatian, waktu, dan tenaga ekstra, demi Alice bisa merasa lebih baik. Walaupun lama kelamaan Alice bahkan melupakan mereka.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Alzheimer yang diderita Alice adalah jenis yang keturunan/familial/genetik. Dan setelah dilakukan tes, ternyata salah satu anaknya mewarisi gen tersebut. Namun begitu, sang anak tetap menyayangi Alice. Deteksi dini ini membantu si anak ketika sedang menjalani program hamil dengan bayi tabung. Sejumlah cara ditempuh sehingga janin yang dikandungnya tidak mewarisi gen Alzheimer.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Lisa Genova menyajikan novel ini dengan bahasa yang simpel, mudah dipahami, tidak bertele-tele. Baik versi Inggris maupun terjemahannya. Penulis memberikan sudut pandang menarik dari seorang penderita Alzheimer, bukan dari sisi perawat atau keluarganya. Betapa hancurnya Alice ketika mendapat diagnosis tersebut, dan menjalani hari-harinya menjadi sangat sulit, sangat menantang.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Ada salah satu kutipan dari Alice yang sangat mengena, yaitu ketika Alice bilang bahwa ia rela menukar penyakit ini dengan kanker. </span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Well, that’s bold</span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">. Kita menganggap penyakit paling berbahaya dan ditakuti adalah kanker, tetapi–paling tidak menurut Alice–kanker tidak membuat penderitanya lupa pada keluarga, dan kini banyak gerakan yang mendukung pasien kanker.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Berbeda dengan Alzheimer yang mungkin belum banyak diketahui orang. Orang yang tidak paham akan memberi label “gila”. Di sisi lain, penyakit ini juga belum ditemukan obatnya, dan bahkan progresnya tidak bisa direm. Beberapa obat sedang dikembangkan dan diuji coba tetapi belum ada yang berhasil.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tidak hanya bagi penderita, bagi keluarga dan yang merawat pasien Alzheimer pun ini merupakan ujian berat. Karena itu muncul gerakan dukungan bagi para perawat dan keluarga pasien Alzheimer.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Novel ini pertama kali terbit tahun 2007, dan diadaptasi menjadi film berjudul sama sekitar tahun 2014. Film tersebut juga memenangkan beberapa penghargaan. Jika Anda tertarik dengan kisah Alice, saya sarankan membaca novelnya lebih dulu baru menonton filmnya. Karena banyak poin-poin dari novel yang tidak diceritakan di film, sehingga bisa jadi penonton bingung. Narasi atau ucapan Alice dalam hatinya pun tidak tergambar di film. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><i>Still Alice </i>versi bahasa Indonesia bisa dibaca di Gramedia Digital. Kalau versi bahasa Inggris ada di Play Books, tapi lumayan mahal. Wkwk.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Novel ini menambah wawasan kita tentang penyakit Alzheimer, sekaligus agar kita bisa waspada. Karena buku ini juga saya jadi membuka web</span><a href="https://www.blogger.com/blog/post/edit/7544807903650185353/3839887717283310850#" style="text-decoration-line: none;"><span face="Arial, sans-serif" style="color: black; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> </span><span face="Arial, sans-serif" style="color: #1155cc; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Alzheimer Indonesia</span></a><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">, dan menemukan </span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">tagline</span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> menarik: </span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">jangan maklum dengan pikun</span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Masyarakat kita meyakini bahwa usia tua berarti akan sering pikun. Padahal sebenarnya tidak demikian. Pikun bukanlah proses normal dari penuaan. Apalagi yang terjadi berulang kali dan semakin parah/sering. Tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter saraf jika keluarga dan saudara yang mengalami kepikunan. Tentunya tidak semua pikun berujung Alzheimer, ya.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; text-align: left; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Setelah membaca </span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; text-align: left; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Still Alice</span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; text-align: left; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">, saya jadi semakin penasaran dengan novel/film lain bertema serupa. </span><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; text-align: left; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Any recommendation?</span><span style="text-align: left;"> </span></p></span><p><br /></p>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-62524163390277631052024-01-01T16:25:00.000+07:002024-01-01T16:25:20.520+07:00Rencana yang Tertunda<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; white-space-collapse: preserve;"><i>Bismillaah</i>..</span></p><span id="docs-internal-guid-de0e1393-7fff-006f-4c03-c00d9b4c2610"><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Rasanya folder “Tulisan 2023” juga belum banyak isinya, tau-tau sudah ada folder baru “Tulisan 2024”. Rasanya, banyak waktu terbuang untuk hal-hal tak berfaedah. Karena itu, sebaiknya folder baru ini lekas diisi dengan kebaikan. Anyway, bukan berarti merayakan tahun baru, hanya saja lebih mudah menghitung atau menandainya kalau di awal bulan, sekaligus awal tahun.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Hari ini aku sebenarnya berencana ngebolang ke Gramedia Matraman untuk ikut acara talkshow dengan Tere Liye. Iya, Tere Liye. aku bukan fansnya, hanya saja aku suka dengan beberapa novelnya seperti <a href="https://www.retrofleks.com/2020/06/mari-terhanyut-dengan-cerita-tentang.html" target="_blank"><i>Tentang Kamu</i></a>, dan <a href="https://www.retrofleks.com/2022/08/resensi-novel-janji-tere-liye.html" target="_blank"><i>Janji</i></a>. <a href="https://www.retrofleks.com/2023/08/resensi-novel-sesuk-tere-liye.html" target="_blank"><i>Sesuk</i></a> kurang sreg. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><br /></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Selain itu, aku suka dengan tulisan-tulisannya di media sosial. Walaupun kadang terkesan songong, haha, tapi penulisannya itu mengalir dan enak dibaca. Bahkan tulisan seputar politik pun dibuatnya menarik, terkadang lucu, seringnya miris.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Alasan lain aku ingin datang adalah karena ingin me-<i>recharge</i> motivasi menulis. Bertemu dengan penulis, apalagi sebesar Tere Liye, bisa menjadi booster semangatku. Bisa dibilang, dia juga yang membuatku kembali menulis sepuluh tahun lalu, setelah hiatus selama empat tahun. Saat itu aku sudah mengubur impian menjadi penulis, aku menulis yaa sekadar iseng. Aku tidak lagi menulis cerita fiksi, baik cerpen maupun novel.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Namun, suatu hari ternyata Tere Liye datang ke sekolah tempatku bekerja. Ia memberi semacam workshop menulis untuk para siswa, dan aku sempat ikut menyimak sebentar. Di waktu yang singkat itu, ia bilang, bahwa semua orang bisa menulis. Dan entah kenapa, aku kembali bersemangat. Padahal waktu itu aku bahkan belum pernah membaca karyanya satupun. </span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Kemudian aku menulis lagi, dan ikut lomba cerpen. Dan aku menang. Saat itu lomba cerpen pesertanya rasanya tak seramai sekarang. Aku senang. Aku terus menulis. Bahkan sampai selesai dua buah cerita yang bisa disebut novela. Sekitar 70-an halaman.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Semangat menulis itu kembali redup setelah menikah dan pindah ke Batam. Ditambah lagi punya anak. Ah, menulis hanya sesempatnya. Akan tetapi, lagi-lagi, tanpa direncanakan, aku bertemu dengan Tere Liye. Sekitar tahun 2018 di hari minggu, aku seperti biasa ke Gramedia di Mall BCS. Ternyata hari itu ada talkshow dengan Tere Liye. Wow. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Walaupun masih belum membaca satu pun karyanya, aku ikut menyimak talkshow itu. Pengunjung ramai, tapi tidak terlalu padat untuk sekelas Tere Liye, mungkin karena di Batam. Mendengar Tere Liye bicara, bercerita tentang proses penulisannya, rencana dan impiannya, itu kembali memotivasi jiwa menulisku yang sudah di ujung tanduk. Aku pun kembali menulis.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Hari ini, seharusnya aku datang ke acaranya lagi. Namun, setelah beberapa pertimbangan, aku urung. Aku berharap semoga ada kesempatan lain bisa bertemu lagi. Semoga ketika itu, aku sudah punya sebuah buku solo, dan produktif menulis, bukan lagi dalam rangka mencari motivasi. </span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">#1Jan2024</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></div></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-49231140486945124892023-08-15T23:34:00.000+07:002023-08-15T23:34:00.892+07:00 Resensi Novel Perkumpulan Anak Luar Nikah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitq2A8UJ_6xqaBqlolTt5qxpORq2hWdJFWNK2VcNlwGpEzqQSe_ydRh_xP7DgkOK41Nftk_s6pY0VUpM1q6csukFP16Xt29hZPRPVTGUalAZOG-QmDhm5lmmeC7wRRDJGyxHNBqzdMR5PnWyrd9_VqjVFsKFwT8_PmgGf-QRIViAoVFTs7zYqSYAzy/s1800/PALN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Novel perkumpulan anak luar nikah" border="0" data-original-height="1800" data-original-width="1440" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitq2A8UJ_6xqaBqlolTt5qxpORq2hWdJFWNK2VcNlwGpEzqQSe_ydRh_xP7DgkOK41Nftk_s6pY0VUpM1q6csukFP16Xt29hZPRPVTGUalAZOG-QmDhm5lmmeC7wRRDJGyxHNBqzdMR5PnWyrd9_VqjVFsKFwT8_PmgGf-QRIViAoVFTs7zYqSYAzy/w256-h320/PALN.jpg" title="novel PALN" width="256" /></a></div><span id="docs-internal-guid-4210e353-7fff-7173-c236-9f577e5dd638"><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Bukan, ini bukan novel tentang anak-anak yang lahir dari hasil <i>married by accident</i>. Sama sekali bukan.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Iya, saya awalnya juga berpikir begitu. Hyahaha. Tapi ternyata malah jauh lebih menarik dari istilah itu sendiri. Ok, let's talk about this book.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Martha, seorang ibu rumah tangga keturunan China-Indonesia (Cindo) yang tinggal di Singapura, terancam dipenjara karena memalsukan dokumen. Dokumen itu adalah akta kelahiran, dan dia gunakan untuk mendaftar beasiswa di sebuah kampus ternama di Singapura. </span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Namun, pemalsuan itu baru diketahui khalayak ramai setelah bertahun-tahun Martha lulus kuliah. Siapakah gerangan yang membocorkannya? <i>Well</i>, dalam perjalanan novel ini, pertanyaan itu tidak lagi penting. Pertanyaan "<i>why</i>" lah yang menjadi inti cerita novel ini.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Martha melakukan pemalsuan itu karena ia ingin di aktanya tertulis nama mama dan papanya, alih-alih "anak di luar nikah". Kenapa? Karena memang secara </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">de facto</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> ia bukan anak di luar nikah, tapi secara </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">de jure</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">, </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">yes, she is</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">. </span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Perkara birokrasi menjadi momok tersendiri bagi seorang Martha karena ia Cindo, dan bukan orang kaya. Jika sebagai WNI saja kita sering dibuat kesal dengan aturan dan tradisi di birokrasi, maka bagi orang-orang Chindo hal itu berkali lipat lebih menyebalkan. Martha pun mengambil jalan pintas dengan mengubah sendiri akte kelahirannya. Buntutnya, Martha kini harus menghadapi pengadilan di Singapura yang terkenal </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">strict</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Novel ini adalah paket komplit, ada cerita tentang keluarga, ada <i>romance</i> tanpa drama lebay, ada unsur politik, sejarah China di Indonesia, kisah tragedi Mei 98, ada tradisi dan budaya, juga tentang mengejar cita-cita. Selama membaca PALN dari awal sampai akhir, saya terus membatin, "berapa lama riset yang dilakukan penulisnya, ya?". Karena novel ini memang tipe yang perlu riset detil, mengenai kehidupan di Singapura, sistem peradilan di sana, dan kehidupan kampusnya. </span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tidak hanya Singapura, banyak juga latar tempat dan budaya di Indonesia yang membuat novel ini terasa begitu nyata. Karena membahas suku, agama, ras, dan sejarah, tentu tidak bisa asal bicara. Ada mitos-mitos seputar Cindo, ada asumsi-asumsi yang sudah mengakar di masyarakat, terklarifikasi dalam novel ini. </span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Setelah membaca PALN saya harus mengingatkan diri saya bahwa ini adalah novel, cerita fiksi, bukan buku sejarah yang seluruhnya fakta. Walaupun tentu saja, ada bagian-bagian yang memang </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">based on true story</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">, alias nyata. Selain itu, dengan cerita dan latar yang kental dengan suku dan ras, tentunya novel ini juga menyinggung tentang nasionalisme. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Ya, mungkin kita yang bukan Chindo tidak pernah ditanya tentang seberapa besar kecintaan kita terhadap bangsa ini. Seolah dengan lahir dan besar di sini, memiliki ciri fisik yang sama dengan kebanyakan orang, berarti kita cinta negeri ini. Dan sebaliknya. Akan tetapi, apakah benar demikian? Jika posisinya dibalik, akankah kita masih bertahan dengan negara ini? Sebagaimana Martha yang bertahan dengan status WNI bahkan ketika tinggal bertahun-tahun di luar negeri? Ah, cocok sekali dibaca di bulan Agustus, ya, kan?</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Posisi Martha sebagai ibu rumah tangga juga menjadi daya tarik tersendiri bagi saya. Ketika banyak novel-novel bercerita tentang wanita muda berkarier di kantor elite, novel ini mengambil posisi ibu rumah tangga. Padahal Martha punya prestasi cemerlang di kampus. Juga pernah bekerja di perusahaan besar. Namun, ia memilih menjadi ibu rumah tangga berdaster yang mengurus anak-anaknya. Kok, saya terharu, ya. :')</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><i>Anyway</i>, karya Grace Tioso ini sangat </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">recommended</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">. Membaca novel ini seperti sedang menikmati cemilan kesukaan yang ingin terus kita makan, tapi tidak ingin segera habis. wkwk. Bukan novel ringan, tapi juga tidak berat. Berisi, sarat informasi, bukan sekadar asumsi. Pun demikian, novel ini tetap bisa menghibur. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><br /></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></div></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-36943904447988956652023-08-11T15:50:00.000+07:002023-08-11T15:50:25.544+07:00Resensi Novel Sesuk (Tere Liye)<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYGewWEX1qRASnaD7OWyBw91341JNCeBS9oKmEgRFWq4vydKJ44eqWSuQ1emceGzB49BHqXWapdRae-d0N_LlZ5G_vjiTKP-6poBcsfomzq2Jf8sASnfifLn6XlezO0oA38U0c2zO1Sqn5KUGgwZRACkYS3Xt3W54acbCiQG_rBZTsKEboie5JVQ40/s4032/Sesuk.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4032" data-original-width="3024" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYGewWEX1qRASnaD7OWyBw91341JNCeBS9oKmEgRFWq4vydKJ44eqWSuQ1emceGzB49BHqXWapdRae-d0N_LlZ5G_vjiTKP-6poBcsfomzq2Jf8sASnfifLn6XlezO0oA38U0c2zO1Sqn5KUGgwZRACkYS3Xt3W54acbCiQG_rBZTsKEboie5JVQ40/w150-h200/Sesuk.jpg" width="150" /></a></div><br /><p></p><p><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; text-align: justify; white-space-collapse: preserve;"><i>Another book from Tere Liye. </i></span></p><span id="docs-internal-guid-78dc4de1-7fff-c3dd-df33-3aa277bb5f81"><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Beberapa bulan lalu saya melihat buku ini di Gramedia. Saya iseng mengintip isinya. Cicip beberapa halaman saja, saya pikir. Dan terjadi lagi. Lagi-lagi saya jadi penasaran dengan keseluruhan cerita. Kenapa? Karena adegan pembuka di bab awal yang sangat menarik bagi saya.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Begini kurang lebih:</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Sebuah keluarga (ayah, ibu, dan tiga orang anak) memutuskan pindah rumah dari perkotaan ke desa yang jauh. Penyebab pindahan ini adalah si anak bungsu (berusia 2 tahun) yang nyari tewas karena jatuh dari beranda lantai dua. Kok bisa? Bisa, lha, wong ibunya asik main hape, anak yang lagi aktif-aktifnya itu memanjat pagar beranda dan jatuh.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Beruntung si anak tidak tewas, pun tidak terluka apa-apa. Namun, si ibu tetap trauma dengan kejadian itu. Mereka sekeluarga pun pindah rumah, dan juga mengubah gaya hidup mereka cukup drastis. Menjadi sosok keluarga yang hangat, rukun, dengan orang tua yang <i>full attention</i> untuk anak-anak mereka. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Sayangnya, tak lama mereka pindah, di desa tersebut mulai terjadi hal-hal aneh. Isu-isu berembus. Mulai dari celetukan, menjadi obrolan. Warga pun mulai meyakini bahwa kejadian meresahkan tadi disebabkan kedatangan keluarga itu.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Saya tidak akan menceritakan lebih jauh, bisa<i> spoiler</i>. Hehe.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Dari cover novel ini, kita pasti langsung bisa menilai bahwa ini cerita horor. </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Hah? Tere Liye bikin cerita horor? Seriusan nih?</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; white-space-collapse: preserve;">Dan sebagaimana banyak cerita horor, novel ini pun diawali dengan kisah sebuah keluarga yang pindah ke rumah baru. Seperti cerita film-film horor luar negeri gitu kan. Kenapa, ya? Mungkin karena pindah ke suatu tempat baru yang belum dikenal memang menimbulkan rasa ketakutan tersendiri. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Membaca adegan pembuka yang cukup mengejutkan, saya pun berharap banyak dari novel ini. Namun, entahlah, saya bosan sekali di beberapa bab setelahnya. Ceritanya sangat slow pace. Bahkan saya hampir menyerah di tengah karena sejumlah adegan yang berulang-ulang. Hanya saja saya masih penasaran, apa yang akan disampaikan Tere Liye lewat buku ini, dan itu pasti disimpan di akhir. Jadi saya lanjut membaca.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Novel diceritakan dari sudut pandang seorang anak perempuan yang duduk di kelas 6 SD, dan dalam format </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">diary</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">. Ini agak membuat saya bertanya-tanya, apakah seorang anak SD dengan background keluarga kaya yang kurang perhatian ortu itu bisa menulis sedetil itu? Berpikir seperti itu? Seberani itu? Entahlah.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Well</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">, ringkas kata, saya kurang terhibur, kurang puas, dengan novel ini. Akan tetapi, memang Tere Liye ini selalu menyisipkan pesan yang dalam. Jadi walaupun penyampaian mungkin kurang </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">smooth</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">, tapi pesannya tetap sampai, dan saya tetap merasa tertampar. Wkwk. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Informasi buku: </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Judul: Sesuk</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Penulis: Tere Liye</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Penerbit: Sabakgrip</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tebal: 329 halaman</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Tahun Terbit: 2022</span></p><div><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></div></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-47847958895665161972023-07-22T12:47:00.003+07:002023-07-23T19:20:02.169+07:00Review Novel Penaka (Altami N.D.)<p style="text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtbFpqk9IlV_Szs4auMtR1DMOuHIe__KmmfLkM4HdYbO6zdZLcMs55JExNM6eqZCb9AGUorHKucicYx-N5zbS2bEp53sCscixC-6jIGkXfdKdpEfd4WlefobALSeXVjjHX_qDOhtRYslpKgC08NWAEtDA4gr53HjGDWDm7ikWM54a9LN8xB7M-gr70/s1298/Penaka.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1298" data-original-width="876" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtbFpqk9IlV_Szs4auMtR1DMOuHIe__KmmfLkM4HdYbO6zdZLcMs55JExNM6eqZCb9AGUorHKucicYx-N5zbS2bEp53sCscixC-6jIGkXfdKdpEfd4WlefobALSeXVjjHX_qDOhtRYslpKgC08NWAEtDA4gr53HjGDWDm7ikWM54a9LN8xB7M-gr70/s320/Penaka.jpg" width="216" /></span></a></div><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 11pt; text-align: justify; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></span><p></p><p style="text-align: center;"><span style="background-color: #cccccc; font-size: 11pt; text-align: justify; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;"></span></span></p><blockquote><p style="text-align: center;"><span style="background-color: white; font-size: 11pt; text-align: justify; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #2b00fe; font-family: inherit;">Novel drama sehari-hari yang dipadu dengan fantasi.</span></span></p><p style="text-align: center;"><span style="background-color: white; font-size: 11pt; text-align: justify; white-space-collapse: preserve;"><span style="color: #2b00fe; font-family: inherit;">Di novel ini, kita bisa menjadi apa saja yang tidak kita inginkan.<i> Literally.</i></span></span></p></blockquote><p style="text-align: center;"><span style="background-color: #cccccc; font-size: 11pt; text-align: justify; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;"><i></i></span></span></p><span id="docs-internal-guid-e364f551-7fff-6d4d-7920-b9d57006dc18"><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;">Merasa berutang pada diri sendiri karena belum menulis review novel ini. Padahal udah baca sejak beberapa bulan lalu. Jadi, Penaka ini tentang apa? Singkatnya, Penaka adalah novel tentang rumah tangga muda (Sofia dan Laksana) dan seorang anak perempuan berusia satu tahun. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;">Konflik bermula ketika Laksana kebanyakan maen HP. Pulang kerja HP-an, mau tidur HP-an, mandi pun HP-an. Kalau bisa mungkin tuh HP udah ditempelin ke mukanya sekalian. Eh, kok jadi esmosi gini saya nulisnya. Wkwk.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;"><i><br /></i></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;"><i>Anyway</i>, Sofia kesal, dan kekesalan itu merembet ke mana-mana. Muncul perasaan rendah diri karena “cuma” ibu rumah tangga, lelah mengurus anak yang lagi aktif-aktifnya, dst, dsb. Lalu, Sofia minta cerai, dan berniat untuk melanjutkan sekolah (dan bekerja). </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;">Akan tetapi, tepat setelah minta cerai, terjadilah sesuatu yang luar biasa: Sofia berubah menjadi botol minum! Tepatnya botol minum yang bisa melihat dan memiliki perasaan. Eh? Kok bisa? Apakah ini kutukan? Atau azab istri durhaka? Wkwk. Setelah menjadi botol minum, Sofia juga berubah menjadi bentuk lain yang tidak ia pikirkan sebelumnya. Lalu, bagaimana cara dia kembali normal sebagai Sofia? Silakan baca sendiri yak!</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;">Penaka ini unik, mulai dari judulnya, covernya (iya, saya suka covernya), dan ceritanya. Konfliknya sangat realistis dan dekat dengan kehidupan rumah tangga sekarang ini. Hanya saja saya pribadi kurang sreg dengan cara tokoh-tokohnya dalam menemukan solusi karena ada unsur fantasinya. Sesuatu yang tidak bisa dialami oleh pembaca. Bukan berarti saya ingin mengalaminya juga siy. Hahahaha. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;">Nah, lewat sisi fantasi itulah banyak pesan-pesan baik yang disampaikan oleh penulis. Sehingga pembaca yang <i>relate </i>(dan saya yakin banyak yang <i>relate</i>), bisa mengambil pesan bahkan mungkin solusi tanpa harus menjalani serangkaian kejutan yang dialami Sofia.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;"><i><br /></i></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;"><i>Overall</i> saya menikmati membaca Penaka. Alurnya tidak bertele-tele, tapi tetap bisa memainkan emosi pembaca. Ada senang, sedih, deg-degan, dan haru. Jumlah halamannya pun tidak tebal, bisa dibaca sambil santai atau jadi teman di perjalanan.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><span style="font-family: inherit;">Btw, novel ini mengingatkan saya dengan film Jumanji. :)</span></span></p></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-58727706724977877812023-06-16T13:11:00.000+07:002023-06-16T13:11:38.660+07:00 Cara Mudah Mengajari Anak Minum Pakai Sedotan<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj9MJwsa8a_5JWj5i2lTSrKpVEMKT2n3Co8-0IiNNylV5NeUYFZwCTcBL4sKlQve6SDVvQlLQIlMhx3K9BZBT6SUTVtnG2DJKJBmMkl-TVmwVTQ2NAJhhLDAHNM3QtAH8JLMctwLtCzxF4rCKUA2xBbq3iEgiLvxOPy7Y9LhzsaOuWYdUTV2NvoQ/s640/smoothies-gd5784533a_640.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="360" data-original-width="640" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj9MJwsa8a_5JWj5i2lTSrKpVEMKT2n3Co8-0IiNNylV5NeUYFZwCTcBL4sKlQve6SDVvQlLQIlMhx3K9BZBT6SUTVtnG2DJKJBmMkl-TVmwVTQ2NAJhhLDAHNM3QtAH8JLMctwLtCzxF4rCKUA2xBbq3iEgiLvxOPy7Y9LhzsaOuWYdUTV2NvoQ/w400-h225/smoothies-gd5784533a_640.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><br /></p><span id="docs-internal-guid-be1b7997-7fff-2143-99d7-303bd07234f0"><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Setelah drama sembelit yang on off terus selama berbulan-bulan, saya memutuskan kalau bayi ini harus diajari minum dengan sedotan. Kenapa? Karena kalau sudah bisa minum dengan sedotan, harapannya akan lebih mudah dan banyak minum air putihnya. Efeknya, BAB bisa lebih lunak dan lancar.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Sebagaimana emak-emak milenial pada umumnya, saya pun mencari di dunia maya cara mengajarkan anak minum pakai sedotan. Saya menemukan rekomendasi video di YouTube, mengajari minum dengan sedotan. Caranya, pertama suapi dulu anak minum menggunakan sedotan. Tahan air di dalam sedotan, lalu sodorkan ke mulut anak. Ketika anak tahu bahwa di sedotan itu ada airnya, dia akan coba menyedot. Ini yang dicontohkan di video YouTube tersebut.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Saya coba pada anak saya menggunakan beberapa jenis sedotan. Sedotan plastik biasa, sedotan aqua gelas, sedotan botol minum bayi. Hasilnya, setelah beberapa kali, masih tidak berhasil. Hahaha. Maka saya coba berkreasi. Caranya menggunakan aqua gelas yang masih utuh, dan sedotannya. Pertama, tusukkan sedotan ke aqua gelas, seperti biasa, lalu sodorkan sedotannya pada anak. Kemudian, pelan-pelan saya tekan itu gelas aqua, air pun mengalir ke mulut si anak kan? Dia agak kaget gitu awalnya. Keselek sedikit. Lalu coba lagi, dan hanya sebentar saja langsung berhasil pemirsa! Dia akhirnya mau nyedot itu sedotan. Muahahaha.. Alhamdulillah.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Menurut saya cara ini sangat mudah dan tingkat keberhasilan tinggi. Karena sedotan aqua itu kan kecil ya, jadi airnya lebih mudah untuk naik. Apalagi kalau gelasnya masih penuh. Namun, tetap hati-hati, ya, karena sedotannya berbahan plastik yang agak keras, jangan sampai masuk terlalu dalam, khawatir melukai gusi atau langit-langit mulut anak.</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Setelah lancar minum dengan sedotan aqua, tak lantas anak saya lancar minum dengan model sedotan lain. Ketika sedotannya diganti, awalnya tidak mau, tapi lama-lama dia mau dan bisa juga. Alhamdulillah. Dan benar saja, ketika dia senang minum dengan sedotan, minum air putihnya jadi lebih banyak. BAB pun relatif lebih lancar, walaupun tidak melulu. Masih ada drama per-BAB-an kadang-kadang. </span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Semoga sharing ini bermanfaat bagi yang sedang mengalami hal serupa ya. Terima kasih sudah membaca. :)</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;"><br /></span></div></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-32131416319422410512022-09-05T23:47:00.002+07:002022-09-08T12:01:48.937+07:00 Kebahagiaan di Awal Bulan: Bayi Bisa BAB dengan Lancaarr<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibHR6wvbcT_zII4P1aUJnRwrVYelANvXGg8VnhY2e_E4T1s0182CNGgLWJ7Do7il_JKUrZal3hL519Eu_njuJUhIEDPkz1vfGpY3tIKPY5DqjzRP9_wwReHiBbn4E-8OKY6YHyP8Y5PRJQg2gc8MfvvXXV-HzK023NlOS_MMT28JzoFnsHD-686w/s640/diaper-g994c354ea_640.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Bayi" border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibHR6wvbcT_zII4P1aUJnRwrVYelANvXGg8VnhY2e_E4T1s0182CNGgLWJ7Do7il_JKUrZal3hL519Eu_njuJUhIEDPkz1vfGpY3tIKPY5DqjzRP9_wwReHiBbn4E-8OKY6YHyP8Y5PRJQg2gc8MfvvXXV-HzK023NlOS_MMT28JzoFnsHD-686w/w320-h320/diaper-g994c354ea_640.png" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr></tbody></table><span id="docs-internal-guid-537d2f10-7fff-a1db-9b13-9b434d1bd7e8"><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Alhamdulillah. Selain gajian dan segudang nikmat dari Allah di awal bulan ini, ada sebuah kebahagiaan yang saya rasakan hari ini: si bayi hari ini sudah pup. Alhamdulillah..</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ah, perkara pup aja, kok, happy banget?</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> Mungkin sebagian ada yang merasa demikian, dan itu sah-sah saja. Perkara buang air ini memang kelihatannya sepele, kecil, remeh. Namun, ketika Anda atau keluarga ada yang mengalami susah buang air, baik itu besar maupun kecil, niscaya kehidupan mendadak terasa lebih berat.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Nah, </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">qaddarullah</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">, anak kedua saya yang saat ini berusia 18 minggu, memiliki keunikan dalam hal pup alias BAB. Sejak usia tiga mingguan, frekuensi pupnya memang berkurang, tidak setiap hari. Kadang dua hari sekali, kadang tiga hari sekali, empat hari, dan semakin berkurang. Di usia tiga bulan, rekor paling lama pupnya adalah dua minggu. Ya, dia pup dua minggu sekali. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ketika saya tanyakan pada dokter anak secara </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">online</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">, jawabannya masih bisa wajar karena si bayi ASI eksklusif dan ASI tersebut diserap sempurna oleh tubuh. Dengan catatan tidak ada muntah berulang, pertambahan berat badan bagus, anak tidak rewel, tidak kembung, dan kentutnya lancar. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Walaupun demikian, saya masih agak khawatir. Akhirnya saya berikan Liprolac baby untuk membantu pencernaannya. Ini juga dengan resep dokter. Akan tetapi saya tidak rutin meminumkannya, hanya ketika sudah seminggu tidak pup, baru saya kasihkan. Hasilnya, frekuensi pup masih sama. Wkwk.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kemudian puncaknya adalah minggu lalu. Si bayi sudah 18 hari tidak pup! Saya putuskan konsul langsung ke dokter anak di Hermina Ciputat. Setelah diperiksa langsung, jawaban dokternya kurang lebih sama dengan dokter yang saya konsul </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">online</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">. Namun, menurut dokter, memang sudah ada fesesnya tapi belum keluar. Ini bisa diketahui dari meraba (memijit/menekan) perut bayi. Tentu hanya dokter yang bisa menilai ini, ya.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dokter pun memberikan Microlax supaya feses yang sudah ada bisa dikeluarkan dengan lancar. Sayangnyaa, bahkan setelah dikasih Microlax pun si bayi masih tidak pup. Duh, duh, makin galau lah mamak. Untungnya si bayi sendiri tidak rewel, jadi saya bisa agak tenang dan tetap berusaha. Saya rutinkan pijat ILU setiap habis mandi, lalu kakinya digerakkan seperti mengayuh sepeda. Kemudian saya <i>sounding</i> juga ke bayi supaya segera pup, tentu diiringi juga dengan doa dan memohon kepada Allah agar dimudahkan semuanya.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Alhamdulillah, hari Jumat lalu, si baby pup. Ffiuuhh, mamak lumayan legaaa, tapi masih agak mengganjal karena kuantitas pupnya tidak sebanyak biasanya. Doa dan usaha pun dilanjutkan. Pijat ILU, gowes, dan minum Liprolac diusahakan rutin setiap hari. Dan hari ini, Senin, dia pup lagi dengan lancaar, banyak, tanpa ngeden yang berarti. Alhamdulillah.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Saya lega sekarang. Untuk kedepannya insyaallah akan rutinkan usaha-usaha yang tadi itu, plus doa, supaya frekuensi pupnya bisa lebih teratur dan ga kelamaan. Hehe. Fyi, Liprolac tuh semacam Yakult untuk bayi. Kandungannya adalah bakteri baik yang membantu pencernaan. Harganya juga lumayan mahal, sebotol kecil saja kisaran Rp190.000-Rp200.000. Dan setelah dibuka hanya bisa bertahan 28 hari. hiks.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ini bukan pertama kalinya saya berurusan dengan frekuensi pup bayi. Anak pertama saya dulu juga mengalami hal yang kurang lebih sama. Bahkan berlanjut menjadi konstipasi setelah mulai MPASI. Karena itulah, untuk anak kedua saya ingin masalah pup ini diselesaikan sebelum mulai MPASI agar tidak sama dengan anak pertama. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan lahir batin, ya. Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">#TaTiTaTu
#RBMIPJakarta</span></p><br /></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-20256926559786871252022-08-18T23:38:00.000+07:002022-08-18T23:38:27.103+07:00Pengalaman Kuret Setelah Melahirkan<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0o89DREcl7eec2dDO5uKz1whZpaqF2qEjyKIoCewSz9-Anz93SZxH-41LSR3PcRpTMoIe3Kkn1P5ZoSfb_7QmLMP62po7LeyefOg0oKF6cfiPS2Rk871uOWowfbLpx4wmGR0zCQCPRH0AUbnZB_eZ_YMrZVUyETeAHzGXhCNiBYl0j2QzEBttvg/s1500/ultrasound-scanning-machine-clinic.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1001" data-original-width="1500" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0o89DREcl7eec2dDO5uKz1whZpaqF2qEjyKIoCewSz9-Anz93SZxH-41LSR3PcRpTMoIe3Kkn1P5ZoSfb_7QmLMP62po7LeyefOg0oKF6cfiPS2Rk871uOWowfbLpx4wmGR0zCQCPRH0AUbnZB_eZ_YMrZVUyETeAHzGXhCNiBYl0j2QzEBttvg/w400-h268/ultrasound-scanning-machine-clinic.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: <a href="<a href='https://www.freepik.com/photos/ultrasound-machine'>Ultrasound machine photo created by serhii_bobyk - www.freepik.com</a>" target="_blank">Freepik</a></td></tr></tbody></table><br /><span id="docs-internal-guid-8936b057-7fff-3be7-df68-bc43ca3ba0d9"><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ini sekelumit cerita dari perjalanan kehamilan dan kelahiran anak kedua saya. Selama kehamilan kedua ini, tekanan darah saya memang agak naik. Kadang kala 120-an, pernah 130-an, bahkan 140 (kalau tidak salah ingat).</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Di trimester satu, saya ikut tes </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Placental Growth Factor</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> (PIGF) gratis yang diadakan dokter Adit di RSAB Harkit, dan hasilnya saya risiko tinggi preeklampsia (PE). Preeklampsia adalah keadaan tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Kalau dibiarkan, hal ini bisa berisiko terjadi eklampsia atau kejang yang tentu saja sangat berbahaya bagi ibu dan janin.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sejak akhir trimester satu, saya mulai mengonsumsi obat yang diresepkan dokter Adit. Ini adalah ikhtiar pencegahan PE. Alhamdulillah setelah minum obat itu, pusing yang kerap saya rasakan sejak hamil berkurang bahkan hilang. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Di minggu 35 saya berhenti mengonsumsi obat yang diresepkan dokter Adit karena memang batasnya di minggu tersebut. Ketika usia 38 minggu dan belum ada tanda persalinan, dokter kandungan saya (dokter Mariza) mengatakan bahwa kondisi plasenta sudah mulai kurang bagus. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tepat di minggu 39, dokter Mariza melakukan pengecekan dalam sekaligus <i>membrane sweep</i>. <i>Membran sweep </i>ini bisa memicu persalinan juga, jadi semacam induksi alami. Benar saja, pagi tanggal 12 April membrane sweep, dan siang itu saya ngeflek cukup banyak. Sampai malam hari masih ngeflek lebih banyak, tetapi tidak ada mules.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Malam itu juga saya ke RS, dan setelah dicek kontraksinya baru ada sedikit-sedikit dan sudah mulai teratur, tetapi belum ada pembukaan. Saya pun memilih pulang dulu, toh, jarak rumah-RS tidak jauh. Tepat setelah subuh, tanggal 13 April, rasa mulas itu mulai melanda. Awalnya saya kira hanya sakit perut karena ingin BAB, tetapi lama-lama, kok, semakin menjadi. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pukul setengah sembilan pagi saya tiba di RS, ketika dicek sudah pembukaan enam. Kira-kira dua jam kemudian, bukaan sudah lengkap. Beberapa kali mengejan, lahirlah bayi laki-laki kedua kami. Alhamdulillaah. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Akan tetapi, setelah bayi lahir, si plasenta ternyata tidak langsung menyusul. Ditunggu beberapa menit pun masih tidak keluar, setelah diberi obat agar kontraksi tetap masih belum keluar juga si plasenta. Dokter Mariza pun turun tangan–quiet literally–dengan mengeruk itu plasenta yang masih bercokol di rahim. Rupanya si plasenta agak lengket dengan rahim. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kata dokter Mariza, ini kemungkinan karena kondisi plasenta yang sudah tidak bagus. Untungnya, sejak akhir trimester satu saya sudah diresepkan obat untuk mencegah PE, sehingga kejadiannya tidak lebih parah.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Satu minggu berselang, saya kembali ke dokter untuk kontrol pascabersalin, ternyata masih ada sisa plasenta yang tertinggal! Dokter menyarankan kuret segera. Nah, sebenarnya kuret ini bisa dilakukan di ruang praktik langsung, tanpa bius. Prosesnya cepat, hanya sekitar 10 menit. Namuuun, tentu saja saya tidak berani. Wkwk. Jadi, saya memilih kuret dengan dibius total dan itu termasuk tindakan operasi. Artinya, harus cek darah dulu, PCR dulu, dan ke dokter anestesi dulu. Selain itu, saya juga harus stok ASIP.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hari-hari sebelum kuret itu sejujurnya saya deg-degan, karena belum tahu kuret itu bagaimana, efek setelahnya apa. Saya bahkan sempat konsul dengan dokter obgin di Halodoc untuk bertanya lebih jauh. Dan sepertinya kuret memang pilihan terbaik. Karena jika dibiarkan terlalu lama, khawatir sisa plasenta ini bisa menginfeksi rahim.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Saya dijadwalkan kuret jam setengah delapan pagi, dan harus sudah masuk ke ruang observasi jam tiga pagi. Saya berusaha menenangkan diri dan terlihat santai. Saya sudah browsing juga, katanya kuret ini setelahnya tidak sakit. Oiya, pada kasus saya tidak ada obat yang diberikan pervaginam sebelum kuret, karena mulut rahimnya belum menutup rapat, jadi tidak perlu obat. Saya hanya perlu puasa selama delapan jam.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kira-kira pukul 8, saya masuk ke ruang operasi. Dokter Mariza, dokter anestesi, dan dua orang perawat sudah stand by. Obat bius dimasukkan via infus, dan hanya hitungan detik, saya tidak sadarkan diri. Setengah jam kemudian saya dibangunkan dan sudah kembali di ruang observasi. Hal yang dirasakan pertama adalah pusing, pusing keleyengan karena efek obat anestesi. Tetapi benar, tidak terasa sakit di area rahim, leher rahim, dan sekitarnya. Hanya saya bekas darah sudah bocor sampai ke baju (baju operasi tentunya).</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Saya di ruang observasi selama kurang lebih 4-5 jam. Perawat memberikan hasil USG sebelum dan setelah kuret. Sempat makan siang dulu juga walaupun masih pusing dan mual. Siang itu juga saya langsung boleh pulang. Alhamdulillah. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hhh.. Kalau mengingat masa itu, masih terbayang kelelahan yang dirasakan. Lelah karena baru melahirkan, lalu merawat newborn, merasakan badan yang masih nyeri sana sini, kurang tidur, pegal, ditambah lagi kuret. Alhamdulillah ‘ala kulli haal.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sekarang, pengalaman itu menjadi pelajaran untuk lebih menjaga kesehatan. Fisik yang sehat sangat penting dalam menjalani kehamilan dan persalinan dengan lancar, lebih siap, dan bahagia. Bagi para ibu yang sedang hamil semoga Allah berikan selalu kesehatan dan kelancaran sampai melahirkan nanti.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Itulah secuil pengalaman saya. Bagaimana dengan Anda?</span></p><div><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-28774758262698182432022-08-17T00:02:00.000+07:002022-08-17T00:02:26.735+07:00Resensi Novel Janji (Tere Liye)<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3b687DNC0XM1s9cZwR3XbuqGUn1nkgBbx44PpFjFNvTrvMdRH4fIb-9etcKU_2CKJn-4FNk9KOyT5f8l8nTKU5OrWds2Ow3Og1gQAaTWR767mB3pg0gaCnlpyhRItR3Bod3N8ALR9hiSKJeI2cY-gOtjHyqN6JlgZY_MUi-xcCLWRiSiwppdguw/s3626/Janji.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Janji Tere Liye" border="0" data-original-height="3626" data-original-width="2863" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3b687DNC0XM1s9cZwR3XbuqGUn1nkgBbx44PpFjFNvTrvMdRH4fIb-9etcKU_2CKJn-4FNk9KOyT5f8l8nTKU5OrWds2Ow3Og1gQAaTWR767mB3pg0gaCnlpyhRItR3Bod3N8ALR9hiSKJeI2cY-gOtjHyqN6JlgZY_MUi-xcCLWRiSiwppdguw/w253-h320/Janji.JPG" title="Janji Tere Liye" width="253" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td></tr></tbody></table><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;"><br /></div><div><span id="docs-internal-guid-9782f6f4-7fff-38e4-2c57-b029c06e5ebe"><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Novel Janji karya Tere Liye ini baru terbit di tahun 2021, tapi di Maret 2022 sudah masuk cetakan kelima. Wow. Tidak mengeherankan sebenarnya kalau melihat nama penulisnya. Hehe. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bagi pembaca setia tentu sepakat seratus persen bahwa novel Janji ini desainnya mirip dengan Tentang Kamu. Yaitu tentang pencarian seseorang. Kita diajak menyusuri lorong-lorong gelap kehidupan si tokoh utama untuk kemudian mengambil segudang hikmah.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jika di <i>Tentang Kamu</i> ada sosok Zaman sang pengacara yang menjadi pemantik cerita, di <i>Janji</i> kita akan dipandu oleh tiga remaja usil: Baso, Kahar, dan Hasan. Mereka bertiga ditugaskan oleh kepala pondok (pesantren) untuk mencari sosok “misterius” bernama Bahar. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Seperti biasa, novel Tere Liye yang satu ini juga membuat saya penasaran untuk terus membaca. Ingin cepat-cepat mengetahui kelanjutan perjalanan hidup Bahar. Ada sejumlah </span><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">action</span><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> atau laga dalam novel ini yang membuatnya kurang pas dibaca oleh anak-anak, tetapi menjadi bumbu menarik bagi orang dewasa.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tenang saja, walaupun mirip, <i>Janji</i> menawarkan keunikan tersendiri, berbeda dengan kehidupan Sri Ningsih. Banyak pesan moral yang ingin disampaikan penulis dalam novel ini, salah satunya tentang ilmu. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">“Ilmu itu gratis” adalah salah satu ucapan Bahar. Ini juga yang pernah dikatakan suami saya, dan kami berbeda pendapat kala itu. Menurut saya, ilmu itu mahal, tidak gratis, tidak cuma-cuma. Ternyata, kami hanya berbeda sudut pandang. “Ilmu itu gratis” adalah sudut pandang “guru” atau pengajar, supaya senantiasa ikhlas dalam berbagi ilmu.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sedangkan “ilmu itu mahal” adalah sudut pandang yang harusnya digunakan oleh penuntut ilmu agar rela berkorban demi mencari ilmu yang bermanfaat. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hal lain yang berkesan bagi saya dari novel ini adalah sejumlah kemiripan antara Bahar dan tokoh utama anime “Gintama”. Iya, kita agak berbelok ke anime, ya, karena ini mirip banget menurut saya.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dalam <i>Gintama</i>, tokoh utamanya adalah Gintoki. Kemiripannya dengan Bahar yaitu sama-sama pemabuk tapi bukan perokok, sama-sama suka berjudi, dan terlihat cuek pada sekitarnya. </span><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; white-space: pre-wrap;">Keduanya juga jago berkelahi, bekerja serabutan, suka menolong orang yang lemah, dan sama-sama punya “murid” atau bawahan. Gintoki adalah karakter yang menarik karena sikapnya tidak tertebak, dan itu juga kesan yang saya dapat pada Bahar. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Overall</span><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">, novel ini bagus dibaca siapa saja yang sudah cukup dewasa. Yang membuat saya agak greget tuh, saya justru mau tahu lebih banyak tentang Baso, Kahar, dan Hasan. Wkwk. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sekadar informasi tambahan, novel Janji ini bukan diterbitkan oleh Gramedia sebagaimana novel-novel Tere Liye sebelumnya. Akan tetapi, novel ini dicetak oleh percetakan Gramedia. Jadi, nggak heran kalau kualitas fisiknya tetap bagus. Walaupun saya pribadi kurang suka desain sampulnya. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;">Informasi Buku:</p><div style="text-align: justify;"><ul><li>Judul: Janji</li><li>Penulis: Tere Liye</li><li>Tahun terbit: 2021</li><li>Penerbit: Sabakgrip</li><li>Harga: Rp89000</li><li>Tebal: 486 halaman</li><li>Rekomendasi usia: 15 tahun+</li></ul></div></span></div><div><span><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span></p><div><span style="font-family: Lora, serif; font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div></span></div>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0Jakarta, Indonesia-6.2087634 106.845599-82.928512145884739 -33.779400999999993 70.510985345884748 -112.52940100000001tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-18697142358218530532022-07-08T00:42:00.002+07:002022-07-26T12:44:51.816+07:00 Review Buku: Si Kembar dan Tantangan Profesor Haydar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg74T2cUNzxgGj-sdlnzdf7eQzXyBxdMddeN10RgcDG5v9shN1MW2HvFS2txKWS1EjYgNxSvVLobnpSmzaQibgm-Ni22ZA6QPnsC9SThlOw8UOeXAVQ-yjDSGwzXbVEfCccU87_hg0lKzSFh-W9CwbWkGnPDpDjn6C5VUauc379jP0cmVkSd86-dA/s5504/Si%20kembar.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="5504" data-original-width="3096" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg74T2cUNzxgGj-sdlnzdf7eQzXyBxdMddeN10RgcDG5v9shN1MW2HvFS2txKWS1EjYgNxSvVLobnpSmzaQibgm-Ni22ZA6QPnsC9SThlOw8UOeXAVQ-yjDSGwzXbVEfCccU87_hg0lKzSFh-W9CwbWkGnPDpDjn6C5VUauc379jP0cmVkSd86-dA/w180-h320/Si%20kembar.JPG" width="180" /></a></div><p style="text-align: center;">Judul: Si Kembar dan Tantangan Profesor Haydar</p><p style="text-align: center;">Penulis: Reytia</p><p style="text-align: center;">Tahun terbit: 2022</p><p style="text-align: center;">Penerbit: Forsen Books</p><span id="docs-internal-guid-637e5fbc-7fff-711c-a216-f3eea445de28"><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jika Anda sedang mencari bacaan ringan nan sarat makna, bisa dinikmati oleh anak sekaligus orang tua, buku inilah jawabannya. Ah, sampai <i>speechless</i> saya membahas novel satu ini, saking terpesonanya. Hihii.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Begini lho, saya kurang suka buku anak, atau buku remaja, karena merasa tidak </span><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">relate </span><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">gitu. Wong sudah emak-emak, kok, baca buku anak/remaja? Eh, tapi ternyataaa, buku ini sangat nikmat dibaca (apakah artinya saya masih berjiwa remaja? wkwk).</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sekilas tentang isi buku:</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Novel ini bercerita tentang Khalid dan Aya, anak kembar yang mendadak </span><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">rebel</span><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> dan tidak ingin puasa Ramadan karena termakan pendapat </span><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">ngawur</span><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> di internet. Padahal tahun sebelumnya, kedua anak ini sudah bisa puasa Ramadan <i>full</i>. Toh, mereka memang sudah 11 tahun, sudah sepatutnya sanggup puasa.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menghadapi perubahan sikap yang mendadak ini, orang tua Aya dan Khalid pun bingung. </span><span style="font-size: 12pt; white-space: pre-wrap;">Untunglah mereka punya kakek yang bijak yaitu Profesor Haydar. Iya, mereka juga beruntung karena kakeknya itu seorang profesor. Sang kakek lantas turun tangan untuk meluruskan lagi pemikiran cucunya yang agak-agak oleng. Wkwk. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pertanyaannya, berhasilkah sang kakek profesor mengembalikan cucunya ke jalan yang benar? Apa sebenarnya hal besar yang membuat si kembar membelot? Apa saja cara yang ditempuh kakek? Bisakah kita sebagai orang tua menirunya? Atau setelah menjadi kakek-nenek baru kita bisa seperti itu? Hyahahaha. </span><span style="font-size: 12pt; white-space: pre-wrap;">Tentu saja saya tidak akan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu karena akan </span><i style="font-size: 12pt; white-space: pre-wrap;">spoiler</i><span style="font-size: 12pt; white-space: pre-wrap;"> besar-besaran. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Review:</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Walaupun sebenarnya buku ini adalah buku anak/remaja, tetapi di dalamnya sarat nilai-nilai pengasuhan. Misalnya ketika Profesor Haydar berusaha membimbing cucu-cucunya untuk kembali ke jalan yang lurus. Bukan dengan cara tarik urat dan debat, tetapi dengan cara yang cerdas. Juga bagaimana sikap orang tua si kembar yang mungkin mirip dengan orang tua zaman sekarang ini. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Nilai yang juga menjadi sorotan dalam novel ini adalah ilmu agama. Ya, nilai-nilai agama dalam cerita si kembar ini bukan hanya tempelan, melainkan memang mendominasi. Melalui tokoh kakek yang berilmu, pembaca disajikan secuplik kisah shahabiyah, syariat puasa, dan pentingnya ilmu agama. Di sinilah pembaca yang fakir ilmu seperti saya merasa tergetuk. Wah, salut deh sama penulisnya karena bisa menyajikan pelajaran agama dengan bahasan yang ringan dan batasan yang “aman” bagi semua usia.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Selesai membaca novel ini membuat saya sebagai orang tua merenung. Bagaimana jika suatu hari nanti anak-anak menanyakan sesuatu atau membantah sesuatu yang berkaitan dengan agama, dan saya tidak bisa memahamkan mereka? Ditambah lagi kami tidak punya keluarga bergelar profesor. Wkwk. Maka jawabannya hanya satu, orang tua harus serius menuntut ilmu agama dengan benar. Harus.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><i>Anyway</i>, saya juga suka dengan <i>layout</i> buku ini. <i>It’s nice</i>. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sekian <i>review</i> novel ini. Kalau kalian tertarik membeli bukunya silakan <i>follow</i> ig penulisnya @reytia dan tanya langsung, yaa. </span></p><div><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 12pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-15113673951860213602022-02-26T15:25:00.002+07:002022-07-26T12:44:51.816+07:00Resensi Novel: Home Sweet Loan<p style="text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiwu3dqfXS3eeKPCDgyuYnRlrLeNAqnt5WN8RbzdPVh_nUj-UTiAv-O8A4qdDg2rJUecX9Q5yJHEiLw6856yjW4acMU-iQ2NqPTNT3bFtsvYgSBZ5h6elBgU-7VGCZ3kLozW35NddFNbz8o0TPg98XCv97zvaz14tlaho3x-J-hCAze8Aau2kiImQ=s1280" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Home Sweet Loan" border="0" data-original-height="1280" data-original-width="974" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiwu3dqfXS3eeKPCDgyuYnRlrLeNAqnt5WN8RbzdPVh_nUj-UTiAv-O8A4qdDg2rJUecX9Q5yJHEiLw6856yjW4acMU-iQ2NqPTNT3bFtsvYgSBZ5h6elBgU-7VGCZ3kLozW35NddFNbz8o0TPg98XCv97zvaz14tlaho3x-J-hCAze8Aau2kiImQ=w189-h248" width="189" /></a></div><p></p><p style="text-align: center;">Judul: Home Sweet Loan</p><p style="text-align: center;">Penulis: Almira Bastari</p><p style="text-align: center;">Tahun Terbit: 2022</p><p style="text-align: center;">Jumlah halaman: 312</p><span id="docs-internal-guid-e06bba3a-7fff-6d93-c3cb-51b36bdc4b9d"><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;">Untuk kesekian kalinya, saya teracuni oleh seorang kawan untuk membaca sebuah novel. Sudah lama rasanya saya tidak sesemangat ini untuk membeli, lalu membuka bungkus novel. Padahal akhir-akhir ini semangat baca lagi anjlok. Tapi untuk novel satu ini entahlah, semangat aja, mungkin karena dari baca blurbnya berasa </span><span style="font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;">relate</span><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline;"> banget. Wkwk.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;"><b>Cerita</b>:</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;">So, what is this novel about? Berjudul Home Sweet Loan, karya ke xxx dari Almira Bastari ini mengangkat tema RUMAH, baik secara fisik maupun maknawi. Bercerita tentang empat orang sahabat yang sedang mencari rumah, dengan alasan berbeda-beda. Kriteria rumah yang dicari pun berbeda-beda, tentu bujetnya juga beda. Jauh.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;">Tokoh utama bernama Kaluna, seorang wanita karir, lajang, usia 31 tahun, yang dengan tabungan hasil kerjanya masih sulit mencari rumah di Jakarta. Setelah survey ke beberapa rumah/apartemen, ada yang sesuai bujet, tapi ga sesuai keinginan, atau sebaliknya. Padahal Kaluna tidak sabar ingin pindah ke rumah sendiri karena penat tinggal di rumah orang tuanya.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;">Bukan apa, di rumah orang tuanya penuh sesak dengan keluarga dua kakaknya yang sudah menikah dan punya anak. Kebayang, sih, penatnya kayak gimana, plus segala konflik keluarga di dalamnya. Belum lagi, Kaluna sendiri sudah ditanya terus sama ortunya, “kapan nikah?”. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;"><b>Yang saya suka:</b></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;">Ada beberapa hal yang membuat saya bisa segera selesai membaca novel ini, tetapi yang paling utama adalah karena konflik yang diangkat sangat dekat dengan kenyataan. Kenyataannya, di usia saya 31 tahun ini, saya memang heboh mencari rumah. Dengan adanya novel yang mengangkat realita ini, saya rasa banyak orang seumuran yang memiliki masalah yang sama: mencari rumah.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;">Beberapa celotehan Kaluna ketika survey-survey rumah juga pernah tebersit dalam pikiran saya. Misalnya, “orang-orang yang bisa beli rumah di sini kerjanya apaan yak?”, ketika melihat rumah mewah super mahal.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;">Novel ini juga menambah wawasan kita tentang serba-serbi pencarian rumah/apartemen. Ternyata apartemen tuh begitu, daerah sana tuh begini, dst. Apalagi latar tempat yang dipakai di Jakarta Selatan dan sekitarnya yang familiar dengan saya.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;">Karena itu saya jadi penasaran bagaimana nasib Kaluna. Apakah berhasil menemukan rumah yang sesuai bujet? Kalau iya, mungkin saya bisa dapat bocoran daerah mana. Hahaha. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Konflik Kaluna dengan kakak-kakak dan iparnya juga sangat </span><span style="font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">real</span><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">. Walaupun tidak pernah benar-benar berada di kondisi seperti itu, tapi narasi dan dialog dalam novel ini membuat kita bisa membayangkan betapa dongkolnya Kaluna tiap pulang ke rumah. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;">Secara latar waktu, novel ini dikisahkan kekinian banget, mengambil latar pandemi. Jadi terasa lebih segar, dan makin relate ya kan dengan keadaan sekarang. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;"><b>Yang kurang sreg:</b></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;">Selain hal-hal di atas, ada juga yang saya kurang sreg dari novel ini. Seperti banyaknya informasi tentang perumahan, ada bagian yang terasa too much gitu. Tapi yaa gimana, kan emang temanya itu yak. Wkwk…</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;">Kemudian, latar pandemi yang lama-lama memudar. Di awal disebut bahwa Kaluna tipe yang ketat terhadap prokes, tapi makin lama kayaknya biasa aja. Memang, itu tidak memengaruhi jalan cerita sih.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;">Dan satu lagi, si tokoh utama justru agak kurang menonjol karakternya dibanding teman-temannya. Maksudnya, teman-temannya seperti punya ciri khas sendiri, yang centil, pinter, yang bijak, dst. Hal itu membuat Kaluna jadi tampak biasa saja.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;"><b>Kesimpulannya:</b></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 10pt; text-align: justify;"><span style="font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: inherit;">Novel ini recommended buat yang generasi seumuran saya yang bisa relate. Menghibur, menambah wawasan, menambah sudut pandang terhadap masalah-masalah di sekitar. Tidak ada, atau minim, romance di sini, cocok bagi yang sedang tidak ingin drama percintaan. Karena drama pencarian rumah aja udah bikin mumet. Wkwk. .</span></span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><br /><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-77261628100962872892021-10-13T21:40:00.005+07:002022-07-26T12:43:45.847+07:00 Gema di Rumah Baru<p><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Ada yang unik ketika menempati rumah baru alias baru pindah rumah. Ada gema yang berdentang di ruangan. Ya, begitulah yang saya rasakan ketika pindah ke rumah baru.</span></p><span id="docs-internal-guid-84e09527-7fff-5278-8571-a362d9546a89"><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebenarnya, tentu lelah, benar-benar lelah. Apalagi rumah baru ini sebenarnya tidak sepenuhnya pilihan saya dan suami. Ada beberapa hal yang membuat kami kurang sreg.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Walaupun begitu, kami tetap pindah.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ketika melepaskan penat, merebahkan diri dalam kamar di rumah baru, terdengar suara gema. Suara kami, penghuni baru, memantul-mantul. Padahal ruangan sudah terisi, dan rasanya sudah cukup penuh, tetapi tetap terdengar gema.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Saat itu saya seolah tersadarkan, ini rumah baru. Rumah baru. Tempat baru, suasana baru. Terlepas dari berbagai kekurangan yang ada di rumah ini, tempat ini bisa menjadi tempat dimulainya sesuatu yang baru. Saya bisa memulai kebiasaan baru, mulai memupuk semangat baru. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bismillah. Alhamdulillah.</span></p><br /></span><div><span><span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">#Writober2021 #RBMIPJakarta #IbuProfesionalJakarta #gema</span></span></div>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-78831415824921990812021-07-27T14:35:00.000+07:002021-07-27T14:35:05.836+07:00 Ngobrolin Buku Bareng Klub Buku RBM IP Jakarta<p><br /></p><span id="docs-internal-guid-1c006935-7fff-91ef-8d81-fff2db25e6df"><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hari Minggu kemarin Rumah Belajar Menulis (RBM) IP Jakarta mengadakan acara yang seruuu yaitu Klub Buku RBM. Intinya di acara ini adalah ngobrolin buku yang sudah dibaca. Biasanya ikut kegiatan seperti ini di KLIP. Ternyata RBM ngadain juga. Hehe.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Nah, di acara ini aku jadi hostnya. Huahahaha. Ini sesuatu yang baru bagiku, pengalaman pertama menjadi host acara via Zoom. Tentu saja aku sebagai host bukanlah sisi menarik acara ini, melainkan buku-buku rekomendasi dari para peserta. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dalam waktu dua jam ada sepuluh buku yang kami obrolin. Ada buku anak, ada buku novel, ada buku nonfiksi, dll. Semuanya keren-keren bacaannya. Aku sungguh takjub! Emak-emak keren gemar baca. Uwwuuu..</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Akan tetapi, ada tiga buku yang sangat penasaran ingin kubaca. Baca, iya, mau baca tanpa beli. Bisa ngga? Ada ngga yang mau minjemin? Wkwk. Padahal buku-buku di rumah banyak yang belum dibaca, tapi udah keburu tertarik sama buku-buku lain. Hahaha…</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ehem. Baiklah. Jadi, ada tiga buku yang sangat menarik dan ingin kubaca: <i>Dunia Lebih Jelek Daripada Bangkai Kambing</i>, <i>Sebelum Bunda Tiada</i>, dan <i>Gaul Bebas Kenapa Enggak?</i>.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kita bahas sekilas satu per satu ya, karena belum baca tentu ga bisa dibahas detail.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dunia Lebih Jelek Daripada Bangkai Kambing</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Buku ini dibahas oleh Mba Andina sambil berderai air mata. Dan aku bisa memahaminya. Iya, kurasa kita semua akan berderai air mata kalau baca buku ini. Ketika Mba Andina bercerita aja aku berasa nyesek dan tertampar-tampar. </span></p><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-tnPc9PBGhjE/YP-yrdPzEFI/AAAAAAAAAYE/zGcOrfkt418yKsTeW2Um6a_0t5n6xvrFQCLcBGAsYHQ/s703/buku%2B1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="703" data-original-width="674" height="200" src="https://1.bp.blogspot.com/-tnPc9PBGhjE/YP-yrdPzEFI/AAAAAAAAAYE/zGcOrfkt418yKsTeW2Um6a_0t5n6xvrFQCLcBGAsYHQ/w192-h200/buku%2B1.JPG" width="192" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">(Sumber gambar: pustakaattaqwa.com)</span></td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jadi, buku DLJDBK ini ditulis oleh Ustaz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Istilah yang ada dalam judul, seperti yang kita tahu, diambil dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebuah kisah dari sahabat Jabir bin Abdullah radhiallahu‘anhuma. Kisahnya kurang lebih begini:</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pada suatu hari sahabat sedang berjalan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melewati sebuah pasar. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat bangkai kambing yang telinganya cacat dan menawarkan sahabat untuk membeli bangkai tersebut.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tentu para sahabat menolak. Tidak ada yang mau membeli bangkai kambing yang cacat. Jangankan membeli, diberi gratis pun tidak mau. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Akhirnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Demi Allah, sesungguhnya dunia lebih hina di sisi Allah daripada bangkai ini di mata kalian.” (HR. Muslim 7607)</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kembali ke buku DLJDBK. Intinya buku ini menegeur dan mengingatkan kita bahwa dunia ini tidak ada nilainya di sisi Allah. Jadi, kenapa kita terus menerus mengejar dunia? Sungguh banyak dari kita yang telah tertipu dengan dunia ini. Seharusnya, dunia ini hanya sarana dalam memperoleh keuntungan di akhirat kelak. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Begitu yang dijabarkan Mba Andini. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bener-bener pengingat banget 'kan. Makanya pingin banget baca. Apalagi setelah <i>browsing</i> ternyata buku ini ngga mahal. Jadi pingin beli. Hehe. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><p dir="ltr" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p></span><p></p><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; float: left; font-family: "Times New Roman"; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-thickness: initial; text-transform: none; widows: 2; word-spacing: 0px;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-i5m-L8Udm1E/YP-zLs2x8bI/AAAAAAAAAYM/5vymGpUwY_gY_qSzG9cTUeoYJWWqnNq4gCLcBGAsYHQ/s800/buku%2B2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center; white-space: normal;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="600" height="200" src="https://1.bp.blogspot.com/-i5m-L8Udm1E/YP-zLs2x8bI/AAAAAAAAAYM/5vymGpUwY_gY_qSzG9cTUeoYJWWqnNq4gCLcBGAsYHQ/w150-h200/buku%2B2.jpg" style="cursor: move;" width="150" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">(sumber: kautsar.co.id)</span></td></tr></tbody></table><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b>Sebelum Bunda Tiada</b></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Oke, buku kedua berjudul <i>Sebelum Bunda Tiada</i> karya Muhammad Yassir, Lc., terbitan Pustaka Al Kautsar. Denger judulnya aja udah hampir terharu, ya, kan? Mba Aulia yang membahas buku ini di Zoom kemarin. Buku ini nonfiksi, berisi tentang pesan-pesan seorang ibu kepada anaknya dalam menghadapi dunia. Karena orang tua tidak akan selamanya mendampingi anak. Jadi anak harus tahu bagaimana menghadapi dunia ini dengan benar. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tentunya ini bukan hanya buku yang bagus untuk anak-anak, ya. Bagus juga untuk ibu dan para orang tua pada umumnya. Karena status kita sebagai orang tua tak lantas membuat kita tahu berbagai hal. Kita tetap harus belajar. Banyak.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b>Gaul Bebas, Kenapa Enggak?</b></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Buku ketiga yang menarik perhatianku adalah buku berjudul <i>Gaul Bebas, Kenapa Enggak</i>?, rekomendasi dari Mba Lathifah. Judulnya menarik, ditulis oleh seorang dokter yaitu Dokter Dewi Inong Irana, SpKK. Apa isinya? Udah kebayang, dong? Isinya tentang bahayanya berbagai penyakit yang diakibatkan oleh pergaulan bebas. Kurang lebih begitu ya. Ada bahasan tentang LGBT juga dan ancaman penyakitnya. </span></p><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-6wguPy4wmb4/YP-zePOXYgI/AAAAAAAAAYU/Lv-VCIV2zU4MQZp_K1_PrrLG_occKhtowCLcBGAsYHQ/s464/buku%2B3.png" imageanchor="1" style="clear: left; font-family: "Times New Roman"; font-size: medium; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center; white-space: normal;"><img border="0" data-original-height="464" data-original-width="332" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-6wguPy4wmb4/YP-zePOXYgI/AAAAAAAAAYU/Lv-VCIV2zU4MQZp_K1_PrrLG_occKhtowCLcBGAsYHQ/s320/buku%2B3.png" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">(sumber gambar: gemainsani.co.id)</span></td></tr></tbody></table><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Aku ingat waktu SMP pernah baca buku mini yang isinya mirip-mirip begini. Menarik dan bagus, edukatif. Tapi itu cuma buku mini yang dibagikan oleh produsen pembalut. Waktu itu lagi promosi dan sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang kesehatan reproduksi. Jadi tentu kurang lengkap penjelasannya. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Nah , itu dia sekilas tentang kegiatan RBM kemarin. Hhh.. Agak-agak mellow nih, biasanya berkegiatan dengan Rulis IP Batam, sekarang sudah pindah kolam. Alhamdulillah jadi menambah teman, menambah ilmu, dan pengalaman. Insya Allah. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bagus untuk remaja, tapi orang tua juga harus baca dulu supaya bisa menyampaikan dengan baik ke anak.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat.</span></p><div><span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-57679849293309219172021-07-12T08:54:00.000+07:002021-07-12T08:54:18.872+07:00Review Novel "Meniti Jalan Impian"<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: Arial;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-HUqQ-JCpXCg/YOufulDGmaI/AAAAAAAAAX4/y9vXou13o9guKGqoQqYHU4Bb7UzRymVKwCLcBGAsYHQ/s1280/WhatsApp%2BImage%2B2021-07-12%2Bat%2B08.31.57.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1039" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-HUqQ-JCpXCg/YOufulDGmaI/AAAAAAAAAX4/y9vXou13o9guKGqoQqYHU4Bb7UzRymVKwCLcBGAsYHQ/w261-h320/WhatsApp%2BImage%2B2021-07-12%2Bat%2B08.31.57.jpeg" width="261" /></a></span></div><span style="font-family: Arial;"><br /><span style="font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;"><br /></span></span><p></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;">Judul: Meniti Jalan Impian</span></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;">Penulis: Lathifah Barkah</span></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;">Penerbit: LovRinz</span></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;">Tahun terbit: April 2021</span></span></p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;">Jumlah halaman: 234</span></span></p><span id="docs-internal-guid-ea29e849-7fff-e530-1bf6-8dd1c1e901b1"><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sudah lama saya tidak membaca novel atau buku fiksi lainnya. Ada beberapa novel yang mengantri untuk dibaca, tetapi saya tak kunjung bersemangat bahkan untuk membukanya. Entah kenapa.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Akan tetapi, novel <i>Meniti Jalan Impian</i> ini berhasil mengetuk rasa penasaran saya. <i>And here I am, finished reading the book and I’m gonna tell you about it. There might be spoiler.</i></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Novel pertama karya Lathifah Barkah ini bercerita tentang seorang muslimah bernama Noura. Noura memiliki sebuah impian besar nan mulia yaitu membangun sekolah gratis. Sebagaimana impian besar pada umumnya, ada banyak aral melintang dalam mewujudkannya. Itulah yang dihadapi Noura. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Halangan dalam mewujudkan mimpi ini tidak hanya dari segi finansial, dll, tapi juga dari orang-orang sekitar Noura, bahkan--pada satu titik--dari diri Noura sendiri. Lalu, apakah ia menyerah? Apakah ia mengganti impiannya dengan yang lebih mudah diraih? Hehe.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Padat Ilmu</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Oke, buku <i>Meniti Jalan Impian</i> masuk ke dalam genre novel religi, ya, karena sarat akan ilmu agama. Sosok Noura pun digambarkan begitu menjaga diri dan kehormatannya sebagai muslimah. Sosok teladan bagi para muslimah.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ada beberapa kutipan ayat Al-Qur’an dan hadits dalam novel ini. Menyenangkan ketika membaca sebuah novel, tapi juga mendapat ilmu, tidak hanya sebuah drama. Namun, ada beberapa bagian yang membuat saya serasa membaca artikel, saking banyaknya penjelasan yang ingin disampaikan.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Time Skip</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Novel berangkat dari Noura yang berusia kurang lebih 20 tahun, masih mengenyam kuliah, dan berakhir ketika ia berusia sekitar pertengahan 30. Artinya, durasi dalam novel ini sebenarnya cukup panjang. Banyak hal yang diceritakan, dan itu sebenarnya menarik.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sayangnya, ada beberapa time skip yang menurut saya jadi kurang greget. Karena<i> time skip</i>-nya itu justru yang saya ingin tahu ada apa di sana, apa yang dilakukan Noura, dsb. Misalnya ketika di awal pernikahan, ia menghadapi masalah, lalu tiba-tiba sudah berlalu lima tahun kemudian (atau lebih). </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tapi ini tidak sampai menjadi </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">plot hole</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">, siy. Hanya jadi semacam anti klimaks di beberapa bagian saja. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Polisi Tidur</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bagaimana jika kita sedang berkendara dengan kecepatan sedang, tiba-tiba bertemu polisi tidur? Kaget? Ya. Nah, begitu juga ketika mengikuti jejak perjuangan Noura. Ada beberapa hal yang saya duga akan seperti ini, ternyata seperti itu. Ada beberapa kejutan kecil yang menyenangkan.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menyenangkan karena kejutan ini menambah konflik sehingga cerita lebih menarik. Tidak lurus-lurus saja. Konfliknya pun tidak klise, tidak ecek-ecek gitu. Saya suka, kejutan ini membuat saya penasaran dan ingin lanjut membaca. Sambil bertanya-tanya apa “polisi tidur” selanjutnya yang akan dihadapi Noura.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><i>I Love the Ending</i></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bagian akhir atau penutup cerita menjadi bagian yang penting, dan bisa berdampak pada keseleruhan kesan terhadap sebuah novel. Bagaimana dengan ending cerita Noura? Well, I won’t tell you, but, I will say: I love it!</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Saya senang karena penulis membuat ending yang manis untuk sebuah perjalanan panjang si tokoh utama. <i>Ending</i> yang membuat saya sebagai pembaca puas dengan cerita ini. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><i>The Book</i></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Secara fisik ada dua hal yang menjadi perhatian saya pada novel ini. Pertama, jenis </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">font </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">yang digunakan. Mirip dengan comic sans serif, tapi masa sih pake comic sans untuk sebuah novel? Rasanya saya belum pernah menemui novel lain menggunakan jenis huruf ini. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kedua, <i>background</i> gambar di halaman pertama tiap bab. Ini malah agak membuat kesulitan membaca tulisannya. Padahal jika dibiarkan polos pun bagus-bagus saja. <i>It’s not a big deal though</i>.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><i>Overall, I love the story</i>. Sangat penuh makna dan pesan, tersirat maupun tersurat, tanpa terkesan menggurui. Apalagi cerita ini diangkat dari kisah nyata! Sebuah bacaan yang berfaedah di tengah pandemi yang membuat kita lebih banyak di rumah. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Terima kasih telah menuliskan kisah ini, Mba Ika. :)</span></p><br /><br /><br /></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-76206822442801913932021-07-09T16:18:00.001+07:002021-07-09T16:18:13.587+07:00Ringkasan Kajian "Untukmu yang sedang Menanti Buah Hati"<p style="text-align: justify;"> <a href="https://1.bp.blogspot.com/-W-gKd-3TMfk/YJCI8SR2m6I/AAAAAAAAAWw/wLIJsLr8U4AYxXjuz4n1dHl1MocJquzWgCLcBGAsYHQ/s2048/holding-hands.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1419" data-original-width="2048" src="https://1.bp.blogspot.com/-W-gKd-3TMfk/YJCI8SR2m6I/AAAAAAAAAWw/wLIJsLr8U4AYxXjuz4n1dHl1MocJquzWgCLcBGAsYHQ/s320/holding-hands.jpg" width="320" /></a></p><div style="text-align: center;"><a href="https://www.freepik.com/photos/baby">Baby photo created by onlyyouqj - www.freepik.com</a></div><span id="docs-internal-guid-a434945b-7fff-1e35-5707-d4d97e360237"><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Banyak, sangat banyak yang ingin memiliki anak, dan belum mendapatkannya. Terlihat dari kajian malam ini, peserta di Zoom seribu kurang sedikit. Dan yang menonton di YouTube juga hampir 500-an. Masyaallah. Alhamdulillah.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Saya sendiri terlambat masuk. Zoom dibuka sebelum pukul 20.30, saya baru join sekitar jam 21.00. Tapi alhamdulillah masih bisa masuk, karena biasanya memang ada saja peserta yang keluar masuk di tengah acara. Dan saat itu peserta di Zoom sudah 998 orang. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kajian ini bertajuk “Untukmu yang sedang Menanti Buah Hati”, diadakan oleh Indonesia Bertauhid, dengan narsum Ustadz Raehanul Bahraen. Fyi, Ustadz Raehanul Bahraen adalah dokter spesialis patologi klinik yang berdomisili di Mataram. Beliau juga aktif sharing di akun IG @raehanul_bahraen.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Karena saya terlambat, ada beberapa materi yang luput. Ini sebagian materi yang saya dapatkan dari penjelasan dan tanya jawab di kajian tadi.</span></p><ul style="margin-bottom: 0px; margin-top: 0px; padding-inline-start: 48px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Anak adalah rezeki, jadi nash-nash yang menyebut tentang rezeki boleh ditempuh dengan niat mendapat anak.</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Mengusahakan kehamilan harus menempuh dua sebab, yaitu sebab syar’i (seperti berdoa, bersedekah, dsb) dan sebab qadari yaitu dengan memeriksakan diri ke dokter.</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Faktor kemandulan bisa dari pihak suami maupun istri, maka jika periksa ke dokter sebaiknya keduanya diperiksa.</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Gaya hidup bisa sangat mempengaruhi fertilitas. Di antara yang perlu dihindari suami demi menjaga kesehatan sperma yaitu, jangan memakai celana dalam terlalu ketat, kurang olahraga, duduk terlalu lama (khususnya pada profesi tertentu). </span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: disc; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sedangkan pada wanita, sering membersihkan area intim dengan produk khusus dapat berdampak negatif pada kehamilan.</span></p></li></ul><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Masih banyak info yang dijabarkan. Termasuk tentang bayi tabung. Ustadz menjelaskan tentang bayi tabung dari berbagai sisi. Penjelasan lengkap silakan dibaca di ebook yang dibagikan gratis di situs www.bit.ly/yukwakafib.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ada beberapa tambahan dari sesi tanya jawab. Pertama, tentang tawakal. Tawakal punya dua rukun: menempuh sebab dan menyerahkan hasil akhir kepada Allah. Jadi tawakal harus diiringi dengan usaha maksimal.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Kemudian, tentang wanita memeriksakan diri ke dokter. Urutan pemilihan dokter, pertama pilih dokter wanita yang muslim. Jika tidak ada, maka boleh ke dokter wanita non-muslim. Jika tidak ada juga dokter wanita non-muslim di kotanya, dan sulit untuk safar mencari dokter lain ke luar kota, bisa ke dokter laki-laki muslim. Dan jika tidak ada juga maka boleh ke dokter laki-laki non-muslim. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebisa mungkin saat proses pemeriksaan (jika dengan dokter laki-laki) maka meminimalkan terlihatnya aurat. Misal, saat USG ada cara-cara agar dokter tidak melihat perut pasien, jadi hanya melihat layar. Wallahua’lam. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Demikian sekilas info tentang kajian tadi. Saya sendiri terharu melihat banyaknya orang yang menginginkan buah hati. Bahkan rela menempuh cara yang ekstra, seperti bayi tabung, yang perlu ekstra usaha dan biaya. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Semoga kita semua dimudahkan Allah untuk mendapat rezeki anak yang sholih dan sholihah. Amin.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">20 Ramadan 1442H</span></p><br /></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-66619582817509311762021-06-13T06:20:00.002+07:002022-09-05T11:37:00.842+07:00Ruwetnya Mengurus SIM Card Baru<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-5wF_wSv7Iac/YMYmHAqXWsI/AAAAAAAAAXc/-EYpfi7KO1EM-r64Eo_Jybx2nivmhhTegCLcBGAsYHQ/s1500/top-view-wi-fi-symbol-with-smartphone-sim-card.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1000" data-original-width="1500" height="266" src="https://1.bp.blogspot.com/-5wF_wSv7Iac/YMYmHAqXWsI/AAAAAAAAAXc/-EYpfi7KO1EM-r64Eo_Jybx2nivmhhTegCLcBGAsYHQ/w400-h266/top-view-wi-fi-symbol-with-smartphone-sim-card.jpg" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div><div style="text-align: center;"><a href="https://www.freepik.com/photos/cards">Cards photo created by freepik - www.freepik.com</a></div><p><br /></p><p><br /></p><span id="docs-internal-guid-ec3bc995-7fff-e736-c01d-1427f246dda5"><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><i><b>Disclaimer</b></i>: Ini adalah curhatan saya tentang mengurus SIM Card baru karena <i>handphone</i> yang hilang. Penuh emosi dan bikin pegal. <i>Well</i>, pengalaman orang lain bisa jadi berbeda.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><i>Backstory</i>: hari Senin lalu, tepatnya 7 Juni 2021, <i>handphone</i> ibu saya raib, tak ditemukan di mana-mana walaupun ibu saya yakin handphone-nya tidak dicuri.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dua hari setelahnya, Rabu, saya dan ibu saya menyerah mencari dan memutuskan ke gerai Indosat untuk membuat SIM Card baru dengan nomor sama. Iya, zaman sekarang kalau kehilangan handphone rasanya bukan hanya kehilangan alat komunikasi, tetapi semua foto, nomor kontak, dan aplikasi di dalamnya itu yang bisa jadi lebih berharga.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hanya berbekal KTP, kami datang ke gerai Indosat. Rupanya, sekarang membuat SIM Card baru tak semudah dahulu kala, Kawan. Dulu hanya modal KTP asli sudah cukup, sekarang harus dilengkapi dengan fotokopi KK dan surat keterangan hilang dari kepolisian. </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Duh!</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sudahlah kami masih sedih dan gamang karena kehilangan <i>handphone</i>, masih harus ribet dengan surat ini itu juga. Tapi bagaimana lagi, tak ada pilihan lain. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Baiklah, setelah itu kami langsung ke kantor polisi terdekat untuk membuat surat keterangan kehilangan. Untunglah ada petugas polisinya, proses pembuatan pun cepat, dan kami balik lagi ke gerai Indosat. Sedangkan untuk KK, saya minta adik saya di rumah mengantarkannya ke gerai Indosat.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Persyaratan sudah lengkap, artinya bisa langsung diproses. Paling tidak, saya kira begitu. Lagi-lagi, tidak, Kawan. Hidup sekarang memang tak semudah berselancar di dunia maya. Ibu saya diminta mengisi formulir dan ditanyai macam-macam pertanyaan yang bikin saya keki. Kenapa? Ya, karena ibu saya tentu kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Contohnya:</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebutkan tiga nomor kontak terakhir yang Anda hubungi! </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Alamaak, jangankan ibu saya, saya pun kalau ditanya begitu bisa jadi tidak ingat. Karena sekarang kita mengandalkan <i>handphone</i> untuk mengingat ini itu, termasuk nomor <i>handphone</i> orang. Mungkin hanya orang-orang terdekat yang kita hafal nomornya. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Apa merk handphone Anda? Tipenya? </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Merknya Samsung, tipenya? Entahlah, saya tidak ingat tipe apa. Di antara segudang model <i>handphone</i> Samsung yang mirip-mirip itu, mau menebak-nebak pun sulit. Apalagi itu <i>handphone</i> dibeli empat tahun lalu.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Apa paket internet yang terakhir Anda beli?</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> Nah, kalau ini bisa diingat jumlah kuota yang terakhir dibeli. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Untuk apa pertanyaan-pertanyaan itu? Kata operatornya siy untuk memastikan bahwa nomor dan <i>handphone</i> yang hilang itu beneran <i>handphone</i> ibu saya. Terserahlah. Yang penting ibu saya segera dapat nomor baru.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Namun, untuk kesekian kalinya, hidup tak semudah itu. SIM Card baru bisa diambil sekitar tujuh hari kemudian. Iya, tujuh hari! Atau kalau ingin jalur yang lebih cepat, bisa dalam waktu 1-3 hari, tetapi harus berlangganan kuota abodemen sebesar Rp70.000 per bulannya. Hadeeeh.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kami tidak memilih opsi itu dan lebih baik menunggu saja. Di samping sudah keburu emosi juga tentunya. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Entah sejak kapan, mengurus SIM Card baru jadi ruwet seperti ini. Mungkin sejak nomor <i>handphone</i> dijadikan alat verifikasi ini itu, terhubung dengan aplikasi ini itu, sehingga harus lebih ketat dalam pengurusan SIM Card hilang. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 6pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Yang jelas, jagalah handphone dan SIM Card kalian jika tidak ingin mengalami keruwetan nan menguras emosi seperti ini. Sekian dan terima kasih.</span></p><br /><br /><br /><br /></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-2758424107031655182021-03-24T00:13:00.002+07:002021-03-24T00:13:15.820+07:00Review Komik Dewasa "Menepilah Ketika Lelah" Karya Abun Nada<p><br /></p><span id="docs-internal-guid-fa1d73d5-7fff-2ae2-bde2-81e1688a61a5"><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sudah lama sekali sejak terakhir saya membaca komik. Dan akhirnya di bulan Maret 2021 ini, saya kelar membaca sebuah komik. Kali ini komiknya berbeda, komik religi karya Abun Nada. Saya yakin banyak yang sudah “kenal” dengan nama Abun Nada (@abun_nada).</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Banyak sekali hikmah yang bisa diambil dari karya-karya beliau. Termasuk dalam komik bertajuk <i>Menepilah Ketika Lelah</i>. Saya membeli komik ini sepaket dengan komik berjudul <i>Topi Merah yang Sombong</i>. <i>Topi Merah yang Sombong</i> adalah komik untuk anak-anak. Cerita yang sederhana tapi penuh pesan moral.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-uIs0TK79Gj0/YFogcOzfcUI/AAAAAAAAAWQ/w0Z1Eh8ThX4md_uLhbiZksAl_FHkrapVACLcBGAsYHQ/s1078/abun%2Bnada.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Komik Menepilah ketika lelah" border="0" data-original-height="1075" data-original-width="1078" height="319" src="https://1.bp.blogspot.com/-uIs0TK79Gj0/YFogcOzfcUI/AAAAAAAAAWQ/w0Z1Eh8ThX4md_uLhbiZksAl_FHkrapVACLcBGAsYHQ/w320-h319/abun%2Bnada.jpeg" title="Komik Menepilah Ketika Lelah" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="text-align: left;">Nah, kalau <i>Menepilah Ketika Lelah</i> ini bukan komik anak-anak, melainkan komik dewasa. Iya, dewasa. Komik ini layaknya reminder, pengingat, tentang hal-hal penting yang sering terlupakan. Terlebih di zaman sekarang, ketika kita--saya khususnya--lebih disibukkan dengan media sosial dan impian-impian dunia, agar mengingat aturan-aturan Allah, dan petunjuk-Nya. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Komik dibuka dengan tema berbakti pada orang tua, lalu tentang muamalah terhadap sesama. Kemudian bergeser pada bahasan seputar pengasuhan alias parenting. Nah, bagian ini sangat menyentuh dan menegur diri saya. Di pembahasan tentang pengasuhan ini, penulis (Abun Nada), berbagi pengalaman ketika beliau menjadi kepala sekolah di sebuah pesantren.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Beliau yang juga seorang lulusan Psikologi pun mengaplikasikan ilmu yang beliau pelajari untuk mendidik para santri. Misalnya, salah satu fokus beliau saat mendidik santri-santri yang baru masuk adalah memperbaiki bahasa sehari-hari sebagai bagian dari adab. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Para santri yang terbiasa dengan bahasa yang terasa kurang sopan, diajari untuk mengubah kebiasaan itu pelan-pelan. Metodenya pun menarik, tak sekadar menerangkan, tapi juga menggunakan metode bermain, dan saling mengingatkan sesama santri. Kenapa bahasa yang menjadi fokus? Karena bahasa bisa memengaruhi pribadi seseorang.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kemudian dikisahkan juga bagaimana para ustadz di pesantren menangani santri yang “bandel”, dengan cara yang penuh hikmah. Salah satunya juga dengan memperhatikan bahasa atau pilihan kata yang digunakan saat menegur anak. Ini menjadi pengingat sendiri bagi saya yang masih sering melakukan kesalahan saat menegur anak. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Walaupun niat kita baik ketika menegur anak, tapi diksi yang salah, pilihan kata atau intonasi yang salah, dapat memberi kesan yang jauh berbeda bagi anak. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ada juga kisah tentang bagaimana beliau memberi apresiasi pada santri. Menilai santri tidak hanya dari satu aspek, tapi dari berbagai aspek. Benar-benar memperhatikan santri sehingga ketika seorang santri mungkin tak unggul dalam hal akademik, bisa jadi santri tersebut unggul dalam akhlak. Maka ia juga berhak mendapat apresiasi dan berprestasi.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Saya senang sekali dengan bahasan parenting di komik ini--walaupun porsinya hanya sekitar sepertiga. Karena biasanya buku parenting hadir dalam bentuk tulisan, kali ini dengan gambar. Membacanya jadi terasa lebih santai, tetapi tetap bermakna. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tentu saja, membaca itu mudah, tapi melakukan, mengaplikasikan, berbeda urusan. Semoga Allah mudahkan saya dan kita semua untuk selalu belajar, menjadi orang tua dan pribadi yang lebih baik. Amin.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jadi tidak sabar menanti komik selanjutnya dari Abun Nada. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">11 Sya’ban 1442 H (</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">H-20 Ramadan)</span></p><br /></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-75208304590937052062021-02-25T00:43:00.002+07:002021-03-15T10:02:33.555+07:00Review Novel The Star and I (Ilana Tan)<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Lima tahun setelah <i>In A Blue Moon</i>, Ilana Tan kembali meluncurkan karya. Berjudul <i>The Star and I</i>, novel ini kembali membawa ciri khas karya Ilana Tan. Kisah <i>romance</i> yang sederhana, dengan konflik yang mungkin tidak bombastis, tapi penyajiannya sungguh memikat.</span></p><span id="docs-internal-guid-e11f7b36-7fff-d0f0-ff68-7ad27bd34851"><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-O0H5Gh0R_q0/YDaMjxOtkAI/AAAAAAAAAVw/abMsKcFywNUXfuQtDJI99r9-9ikm3WvoACLcBGAsYHQ/s1280/WhatsApp%2BImage%2B2021-02-25%2Bat%2B00.26.54.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-O0H5Gh0R_q0/YDaMjxOtkAI/AAAAAAAAAVw/abMsKcFywNUXfuQtDJI99r9-9ikm3WvoACLcBGAsYHQ/s320/WhatsApp%2BImage%2B2021-02-25%2Bat%2B00.26.54.jpeg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Judul: The Star and I</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Penulis: Ilana Tan</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Penerbit: Gramedia</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tahun terbit: 2021</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tebal: 344 halaman</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b><i>Spoiler alert!</i></b></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Manis, adalah kata yang tepat untuk karya-karya Ilana Tan, khususnya <i>The Star and I</i>. Novel ini berkisah tentang Olivia Mitchell, seorang aktor Broadway, yang mencari ibu kandungnya di The Big Apple alias New York. Dia tak sendiri. Dibantu oleh sahabat masa kecilnya, Rex Rankin, pencarian Olivia jadi lebih menarik.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Aku menikmati membaca novel ini. Setiap scene yang digambarkan bisa dengan mudah dibayangkan oleh pembaca. Ilana Tan tidak menggunakan kosakata yang njelimet, sederhana, tapi indah.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Karakter dan tingkah tiap tokohnya begitu kuat dan natural. Ollie yang ceria, dramatis, polos. Rex yang pemalu, pendiam, <i>cool</i>, baik hati (pada beberapa orang). <i>Chemistry</i> antara Ollie dan Rex yang sudah berteman sejak balita juga digambarkan dengan pas, tidak berlebihan. Pembaca bisa menerima dan merasakan emosi itu.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tidak klise. Ya, novel ini mengangkat premis tentang Ollie yang mencari ibunya, dan dia menemukannya dengan bantuan penyelidik. Ibu kandungnya bukanlah seorang yang selama ini dia kenal, atau orang yang punya ikatan dengan orang yang akrab dengannya. Ini logis dan tidak klise menurutku. </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Alur pencarian ibunya pun dibuat begitu runut, rapi. Tidak ujug-ujug, tidak juga terlalu rumit.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;"><span style="text-align: left; white-space: normal;"><br /></span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;"><span style="text-align: left; white-space: normal;">Sementara hubungan antara Ollie dan Rex juga begitu dewasa. Bukan dewasa yang macem-macem, ya. Di sini tidak ada adegan aneh-aneh, ga ada </span><i style="text-align: left; white-space: normal;">kissing</i><span style="text-align: left; white-space: normal;"> juga. Justru, emosi antara keduanya dibangun dari tindakan saling mendukung, tanpa banyak mengumbar kata cinta. Toh, mereka teman sejak kecil, jadi sudah saling pengertian gitu.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;"></span></span></p><blockquote><span style="font-family: Arial;"><i><span style="color: #6aa84f;"></span></i></span></blockquote><blockquote><blockquote><span style="font-family: Arial;"><i><span style="color: #6aa84f;">"Adakalanya orang-orang yang menghilang adalah orang-orang yang tidak ingin ditemukan."</span></i></span> </blockquote><blockquote><span style="font-family: Arial;"><i><span style="color: #6aa84f;">-Robert Ramford</span></i></span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt;"> </span></blockquote></blockquote></span><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Novel-novel Ilana Tan memang </span><i style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">setting</i><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">-nya di luar negeri, tapi tak lantas begitu saja menggambarkan budaya luar yang bebas. Semua ceritanya disesuaikan dengan budaya di Indonesia. Terlihat sangat sopan dibanding cerita aneh bin ajaib yang berkembang sekarang--di platform </span><i style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">online</i><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;"> terutama.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bagi penggemar karya-karya Ilana Tan kurasa akan senang dengan novel ini. Mungkin melebihi <i>In A Blue Moon</i> dan seri empat musim. Sedangkan bagi penggemar cerita “fantastis” atau “heboh”, cerita dengan judul yang membocorkan keseluruhan cerita, ini tentu tidak cocok. </span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">======================End of review=====================</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bulan ini aku berhasil menamatkan dua novel, tapi sepertinya gagal menamatkan novel Agatha Christie. Padahal lagi ikut challenge dari @Fiksigpu. Hiks.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ngomong-ngomong, aku sendiri mulai heran, kenapa kalau novel bisa cepet bener bacanya. Sedangkan buku parenting dan nonfiksi lainnya udah mengantre sejak kapan belum ada tanda bakal kelar. Wkwk.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dan karena sebentar lagi bulan Ramadhan (sekitar 46 hari lagi!), sepertinya aku akan beralih membaca buku-buku nonfiksi yang menumpuk dulu. Karena beneran udah menumpuk, dan pada belum kelar. Ada yang belum dibaca sama sekali. Duh. </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Khususnya buku-buku agama. Jadi jangan kaget, ya, kalau tiba-tiba aku post tentang buku religi. Wkwk. Semoga benar-benar bisa baca sampai selesai dan mengamalkannya. Aamiin. </span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-76862509909864188702021-02-24T23:19:00.000+07:002021-02-24T23:19:12.229+07:00Review Novel Teluk Alaska<span id="docs-internal-guid-c0d48839-7fff-1543-d9f4-a4d660bd4621"><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hmm… Aku sejujurnya bingung memulai dari mana. Tapi karena buku ini sudah dibaca, walaupun <i>skimming</i> di beberapa bagian, jadi aku akan tetap menulis review.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Judul: Teluk Alaska</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Penulis: Eka Aryani</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Penerbit: Coconut Books</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tahun terbit: 2019</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.8; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;">Tebal: 407 halaman</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b><br /></b></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b>Sinopsis:</b></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Teluk Alaska bercerita tentang Ana, siswi kelas IX, yang selalu di-bully oleh teman (?) sekelasnya. Yang hobi mem-<i>bully</i> adalah geng “penguasa sekolah”. Ana ini walaupun sering mengalami perundungan, dia tetap saja diam, kalem, senyum, di depan para pem-<i>bully</i>. </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Sampai akhirnya mulai terjadi perubahan yang entah bagaimana gitu. Salah satu pem-</span><i style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">bully</i><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;"> perlahan jatuh cintrong. </span><i style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">And so on..</i></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b>Review (spoiler alert):</b></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sepertinya aku perlu <i>disclaimer</i> dulu: ini bukan tipe cerita favoritku. Maksudnya, aku suka cerita <i>romance</i>, tapi bukan <i>romance</i> remaja SMA. Jadi aku kurang bisa menikmati novel ini. </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Ada beberapa sebab, tentunya. Pertama, terlalu bucin--tidak perlu dijelasin lah, ya. Pokoknya gitu dah, bucin ala remaja yang baru mengenal suka-sukaan dan seakan dunia milik berdua.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kedua, adegan yang repetitif sehingga menjadi (terlalu) klise. Bayangkan, ada tiga kali adegan si cewe-cowo ini hujan-hujanan berdua. Duh, ga masuk angin apa? </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Ketiga, terlalu banyak kata sifat, kurang deskripsi. Aku juga bukan pencinta deskripsi yang terlalu detail. Namun, ga sesingkat “ibunya cantik”, atau “awet muda”, gitu juga lah, ya. Kan bisa dijelasin lebih detail gimana cantiknya. Atau tentang latar tempat. Ngga cuma “awan mendung” aja. Ya kan? </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Keempat, <i>plot hole</i>. Ada banyak sisi yang aneh, menurutku. Misal, si geng penguasa sekolah ini dikesankan anak-anak orang kaya. Tapi ternyata yang kaya cuma satu orang. Terus, di bagian akhir, <i>time skip</i> lima tahun, itu Ana diumpetin di mana? <i>Is that even possible</i>? </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kelima, bertele-tele, tokoh utama yang terlalu sempurna. Bagian depan terlalu lambaaat. Lalu si tokoh utama seolah tanpa kekurangan. Sooo perfect: pinter banget, cantik, baik banget. </span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;">Okay, kalau diterusin kayaknya ngga kelar-kelar. Kita <i>skip</i> ke bagian positifnya aja ya.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Mungkin karena usiaku juga sudah kepala tiga, jadi pandanganku agak beda terhadap novel remaja yang seperti ini. Namun, sebagai orang tua, ada pesan penting yang bisa diambil: didiklah anak dengan baik! Supaya ga bucin-bucin-an, dan ga menjadi pem-<i>bully</i>, atau di-<i>bully</i> kelak. :)</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Btw, aku baca novel ini karena direkomen oleh seorang kawan. Kawanku ini orangnya positif sekali, ngga kayak aku. Wkwk. Jadi mungkin dia bisa melihat lebih banyak sisi positif dari novel ini. Iya, ngga, Mba? X)</span></p><div style="text-align: justify;"><br /></div></span>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-68021038380887050512021-01-27T11:42:00.002+07:002021-01-27T11:42:27.872+07:00Selamat (Sintong) Tinggal: Review Buku Terbaru Tere Liye<div class="separator"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-ZcDx7sDh6NQ/YBDsQVN9-_I/AAAAAAAAAU8/8gvaF6HOBr8Yj3EOOpr6N2KZm5WkeBUPgCLcBGAsYHQ/s2048/selamat%2Btinggal.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-ZcDx7sDh6NQ/YBDsQVN9-_I/AAAAAAAAAU8/8gvaF6HOBr8Yj3EOOpr6N2KZm5WkeBUPgCLcBGAsYHQ/w240-h320/selamat%2Btinggal.jpeg" width="240" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Judul: Selamat Tinggal</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Penulis: Tere Liye (Co-Author: Saripudin)</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Tahun Terbit: Desember 2020</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Penerbit: Gramedia</div><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Ini memang baru buku kedua Tere Liye yang saya baca. Tapi saya yakin buku ini adalah salah satu yang paling <i>powerful</i> yang ditulis dengan semangat berapi-api, membawa pesan yang begitu dalam dan kuat.</p><p style="text-align: justify;">Ya, bisa dibilang novel ini adalah curahan hati seorang Tere Liye. Pengikut akun medsos Tere Liye pasti paham kalau penulis asal Sumatera itu memang kerap menyoroti fenomena buku bajakan. Dan barang bajakan lainnya secara umum. </p><p style="text-align: justify;">“Selamat Tinggal” mengangkat hal itu. Jelas. Dilihat dari tokoh utama seorang mahasiswa Fakultas Sastra sekaligus penjual buku bajakan, kemudian tokoh lain yang juga keluarga pengusaha barang-barang KW. Ada juga teman si tokoh utama yang punya usaha penyedia situs streaming film ilegal, serta seorang yang rajin meng-cover lagu di YouTube pun tak ketinggalan kena sindir.</p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote><p style="text-align: justify;">Sinopsis:</p><p style="text-align: justify;">Sintong, mahasiswa tahun ketujuh Fakultas Sastra yang sedang berusaha lulus (baca: menyelesaikan skripsi). Skripsinya membahas tentang penulis legendaris di tahun ‘60-an yang tiba-tiba menghilang. Dalam perjalanan menulis skripsi, Sintong diselimuti berbagai kegalauan. Mulai dari pekerjaan sampingannya sebagai penjaga toko buku bajakan, perasaannya pada seorang gadis, semangat menulis yang tiba-tiba muncul lagi, dan lain-lain.</p></blockquote><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: justify;">Banyak hal yang informatif dalam novel ini. Misalnya dampak bisnis bajakan kepada penulis atau <i>creator</i> asli, dan bagaimana bisnis bajakan itu berjalan. </p><p style="text-align: justify;">Tak bisa dimungkiri, kita tahu ini adalah novel fiksi, tapi kita juga tahu bahwa keberadaan bisnis buku bajakan dan semacamnya itu fakta. Ada juga bisnis obat palsu. Dan bisnis-bisnis haram tersebut tak jarang melibatkan--alias dibeking--pihak yang seharusnya memberantas itu semua. </p><p style="text-align: justify;">Fakta-fakta ini kemudian seolah menjadi sorot utama, dan fiksi di dalamnya sebagai “bingkai”. Jadi, tak heran kalau novel ini membuka mata kita tentang keburukan bisnis barang bajakan.</p><p style="text-align: justify;">Ngomong-ngomong, saya yakin setelah buku ini dirilis, pencarian di Google dengan kata kunci “Sutan Pane” meningkat. (Iya, saya juga <i>searching</i>! Wkwk.. XD )</p><p style="text-align: justify;">Bukan hanya tentang barang bajakan, ada pesan penting lainnya, yaitu tentang pertobatan. Bahwa seberapa pun parahnya kita berbuat salah, kita selalu bisa kembali, meninggalkan perbuatan itu. Dalam buku ini khususnya, tentu saja, bertobat dari barang bajakan. Apa pun itu bentuknya, termasuk software, film, dll. </p><p style="text-align: justify;">Namun, penulis--Tere Liye dan co-author--juga tak ujug-ujug dengan kasar menghakimi. Ada tokoh yang rasa-rasanya mewakili banyak orang, yaitu tokoh yang tahu bahwa barang-barang bajakan itu salah, tapi belum bisa keluar dari lilitannya dan belum bisa mengubah apa-apa walaupun ingin.</p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote>“Jangan berkecil hati, Kawan, jika hari ini kepal jarimu masih lemah. Jangan berkecil hati, Kawan, jika hari ini suaramu jauh dari lantang dan didengarkan. Sungguh jangan berkecil hati, Kawan, jika dirimu belum mampu mengubah situasi.” (hlmn. 321)</blockquote><p></p><p style="text-align: justify;">Kritik tajam pada bisnis barang bajakan adalah topik utama di novel ini, ditambah bumbu sindiran pada koruptor, pejabat/pihak berwenang, serta pemerintah. (Bahkan Pertamina pun kena sindir!) </p><p style="text-align: justify;">Selain fokus pada masalah tersebut, novel ini juga menyuntikkan semangat luar biasa kepada para penulis untuk senantiasa berani dan gigih dalam berkarya. Hal itu disajikan dengan apik lewat tokoh Sutan Pane dan Sintong.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-ipgvhiGabbE/YBDuKBxhMtI/AAAAAAAAAVM/l1TEksVkEyAP5GIUknbFhIdX_kYlCiIZACLcBGAsYHQ/s827/Selamat.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="827" data-original-width="751" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-ipgvhiGabbE/YBDuKBxhMtI/AAAAAAAAAVM/l1TEksVkEyAP5GIUknbFhIdX_kYlCiIZACLcBGAsYHQ/s320/Selamat.jpeg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">(Kalau ada yang tanya, "Apakah membeli ebook lalu 'meminjamkannya' dengan mengirim pdf dibolehkan?", maka inilah jawabannya. Eh, ngga keliatan juga ya? hahaha..)</div><br /><p style="text-align: justify;">Lewat tokoh inilah, seorang Tere Liye dengan bebas menyampaikan pesan kepada para penulis--dan pemuda--untuk selalu objektif dalam menulis. Menulis dengan adil dan didasari kepedulian, bukan dengan kebencian.</p><p style="text-align: justify;">Seperti biasa, gaya penulisan Tere Liye yang begitu membumi dan sederhana tapi elegan, sungguh membuat saya terhanyut. Novel ini tak memaksa kita membuka KBBI, tapi tetap memberi makna yang dalam.</p><p style="text-align: justify;">Hal yang juga spesial di buku ini adalah sudut pandang yang digunakan. Sudut pandang orang ketiga yang digunakan dengan sangat luwes dan fleksibel, tidak kaku. Pembaca jadi merasa seperti sedang dibacakan dongeng, dimanjakan, dan dianggap. Istilah kerennya mungkin “breaking the fourth wall”. </p><p style="text-align: justify;">Ah, terlalu banyak hal unik dalam novel ini. Kata “bagus” untuk karya ini rasanya kurang pas. Saya lebih suka melabelinya dengan “cerdas”, “unik”, dan “inspiratif”. Dan tentu saja saya merekomendasikan Anda semua untuk membacanya. Walaupun pastilah karya ini juga tak lepas dari kekurangan, tapi ada banyak pesan, makna terpedam yang bisa dipetik.</p>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-18593817247101935692021-01-22T07:35:00.000+07:002021-01-22T07:35:38.703+07:00Tip Belajar di HSI Abdullah Roy<p style="text-align: justify;">Kali ini saya akan berbagi sedikiit tip belajar di <a href="http://www.abdullahroy.com" target="_blank">HSI Abdullah Roy</a>. Bagi yang belum tahu apa itu HSI Abdullah Roy, nanti di akhir tulisan saya jelasin sedikit, yak. Kenapa, kok, sedikit? Karena yang saya tahu juga cuma sedikiit. Hehe.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-VasaXSxLR88/YAoabq8TIyI/AAAAAAAAAUU/45FTINb5OgMrSyusYOM3yBelxjmpxcQVACLcBGAsYHQ/s2015/55641875_1309865412487295_3182363877761351680_o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2015" data-original-width="2014" height="200" src="https://1.bp.blogspot.com/-VasaXSxLR88/YAoabq8TIyI/AAAAAAAAAUU/45FTINb5OgMrSyusYOM3yBelxjmpxcQVACLcBGAsYHQ/w200-h200/55641875_1309865412487295_3182363877761351680_o.jpg" width="200" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Alhamdulillah, selama dua tahun ini mengikuti HSI, saya masih <i><strike>barely</strike> survive</i> alias selamat dari ancaman DO. Wkwk. Kuncinya agar tidak di-DO adalah jangan lupa mengerjakan evaluasi harian, evaluasi pekanan, serta evaluasi akhir.</p><p style="text-align: justify;">Tentunya kalau jawaban kita banyak yang salah yaa bisa di-DO juga. Karena itu, ada beberapa tip nih yang bisa diterapkan.</p><p style="text-align: justify;"><b>Pertama, catat materinya!</b> Ya, ini penting sekali karena akan ada evaluasi pekanan dan evaluasi akhir. Untuk bisa mengingat banyak materi tanpa mencatat tentu hampir mustahil. Karena itu catatlah poin-poin penting dari tiap-tiap materi.</p><p style="text-align: justify;">Cara mencatat ini bisa jadi sangat subjektif, maksudnya, saya lebih bisa memahami atau mengingat apa yang saya catat dibanding membaca catatan orang lain. Walaupun mungkin catatan orang lain lebih lengkap. Mencatat sendiri memudahkan kita mengingat karena pilihan kata-kata kita bisa lebih enak ditangkap diri sendiri. Saya pribadi lebih suka mencatat di kertas, di buku catatan kecil khusus, dan tidak di laptop.</p><p style="text-align: justify;"><b>Tip kedua</b>, ini bagi yang sering lupa mencatat atau lupa menyisihkan waktu, catatlah dua materi langsung di pagi hari. Sehabis subuh di hari Selasa misalnya, Anda bisa mendengarkan dan mencatat materi hari Senin dan Selasa, karena biasanya materi dibagikan saat subuh. Dengan begini lebih hemat waktu. Tetapi jangan lupa untuk segera mengerjakan evaluasi harian hari sebelumnya, ya. </p><p style="text-align: justify;">Tip ketiga, <b>buatlah deadline sendiri</b>. Sudah menjadi rahasia umum bahwa di jam-jam menjelang penutupan evaluasi, situs HSI kerap sulit diakses. Kenapa? Ya, kemungkinan besar karena banyak yang mengerjakan evaluasi di ujung waktu. Entah kenapa.</p><p style="text-align: justify;">Jadi, agar tidak berada dalam situasi menegangkan yang tidak perlu, buatlah deadline pribadi. Misal, untuk evaluasi pekanan yang ditutup pada Senin pukul 14.00, saya biasanya menargetkan untuk selesai maksimal hari Minggu malamnya. Sehingga akses lancar, dan di hari Senin kita sudah siap dengan materi baru.</p><p style="text-align: justify;">Begitupula dengan evaluasi akhir, targetkan untuk mengerjakan maksimal H-1 penutupan. Jangan lupa juga <i>muroja'ah</i> materi sebelum evaluasi, ya!</p><p style="text-align: justify;">Tip terakhir adalah <b>simpan <i>username</i> dan <i>password</i></b> situs HSI di ponsel atau laptop yang biasa digunakan untuk evaluasi. Jadi, ketika Anda <i>login</i> tak perlu bolak-balik memasukkan <i>username</i> dan <i>password</i>. Ini sangat bermanfaat bagi yang sering lupa atau ganti <i>password</i> seperti saya. Walaupun sudah mencatat <i>username</i> dan <i>password</i>, kadang saya lupa juga di mana mencatatnya. Astaghfirullah. </p><p style="text-align: justify;">Baiklah, itu tadi tip sederhana, semoga bermanfaat. </p><p style="text-align: justify;">Nah, jadi, apa itu <a href="http://www.abdullahroy.com" target="_blank">HSI Abdullah Roy</a>?</p><p style="text-align: justify;">HSI (Halaqah Silsilah Ilmiyyah) Abdullah Roy adalah kelas atau program belajar agama Islam. Metodenya ada yang <i>offline</i> ada yang <i>online</i>. Saya ikut yang <i>online</i> via grup WA. Materi belajar diberikan pada hari Senin-Jumat dalam bentuk audio pendek, berdurasi 2-7 menit.</p><p style="text-align: justify;">Apa yang dipelajari? Di sini kita belajar Islam dari dasarnya banget. Dari mulai mengenal Allah, mengenal Rasulullah, mengenal agama Islam, lalu satu per satu rukun iman, juga sirah nabawiyah dibahas secara terstruktur. Karena audionya pendek-pendek, tentu materinya tidak selengkap seperti yang bisa dibaca di kitab-kitab para ulama, ya.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-BzeLBmixhp8/YAobJyl-ouI/AAAAAAAAAUg/xokatnAONMcHTPTCjfiuESsI8LOaEUqogCLcBGAsYHQ/s1279/hsi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1279" data-original-width="1278" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-BzeLBmixhp8/YAobJyl-ouI/AAAAAAAAAUg/xokatnAONMcHTPTCjfiuESsI8LOaEUqogCLcBGAsYHQ/w320-h320/hsi.jpg" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(Flyer pendaftaran HSI Abdullah Roy)</td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Bagi saya yang awam ini, sistem seperti ini nyaman sekali diikuti dan mudah dipahami insyaallah. Setiap hari akan ada evaluasi harian dalam bentuk soal pilihan ganda. Ngga banyak, kok, hanya dua soal per hari, soal diambil dari materi hari itu juga. Dan di akhir pekan ada evaluasi pekanan berjumlah delapan soal.</p><p style="text-align: justify;">Di akhir silsilah, biasanya setelah 25 materi, akan ada evaluasi akhir. Jumlah soalnya puluhan, saya lupa tepatnya. Dan setelah evaluasi akhir, akan ada nilai akhir. Bagi yang nilainya rasib, gayib, dan maqbul akan di-DO dari kelas. It’s just that simple, right?</p><p style="text-align: justify;">Untuk info lebih lengkap bisa ke situs <a href="http://www.abdullahroy.com">www.abdullahroy.com</a> ya. Fyi, kelas ini tidak dipungut biaya. :)</p><p style="text-align: justify;">Sekian tulisan kali ini. Mohon maaf kalau ada info yang salah atau kurang. Semoga bermanfaat. :)</p><div style="text-align: justify;"><br /></div>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-83004634814581081062021-01-08T00:32:00.001+07:002021-01-08T00:34:40.600+07:00 Mari Menikmati Kebisingan <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-y8K-lrGcopM/X_dA8hJfKNI/AAAAAAAAAT4/7hbAO907Q0cCHmLsgoqFxILQOm5S2QexQCLcBGAsYHQ/s1072/WhatsApp%2BImage%2B2021-01-08%2Bat%2B00.08.33.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1072" data-original-width="774" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-y8K-lrGcopM/X_dA8hJfKNI/AAAAAAAAAT4/7hbAO907Q0cCHmLsgoqFxILQOm5S2QexQCLcBGAsYHQ/s320/WhatsApp%2BImage%2B2021-01-08%2Bat%2B00.08.33.jpeg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Judul: Bising</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Penulis: Kurniawan Gunadi</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Tahun Terbit: 2020</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">Penerbit: Bentang Pustaka</div><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Saya membeli buku ini di akhir tahun 2020, dan buku ini resmi jadi buku pertama yang tamat saya baca di 2021. </p><p style="text-align: justify;">Awalnya saya bingung membaca buku ini, setelah membaca beberapa puluh halaman, baru kusadari ternyata ini kumpulan cerita. Ya ampun, telat amat ya nyadarnya. Wkwk.</p><p style="text-align: justify;">Lebih tepatnya ini semacam kumpulan curhatan, kejujuran terdalam, perasaan terpendam, yang tidak hanya ada dalam diri seseorang, tapi dalam diri banyak orang. Dari sekian banyak kebisingan dalam buku ini, saya yakin minimal ada satu atau dua atau mungkin lebih, yang Anda bisa relate. Atau paling tidak terasa “mirip” dengan kehidupan Anda, atau orang di sekitar Anda.</p><p style="text-align: justify;">Di beberapa cerita saya bahkan merasa “jangan-jangan ini curhatan temenku”, karena mirip banget sikonnya. </p><p style="text-align: justify;">Biasanya saya kurang suka buku-buku semacam ini, hanya baca beberapa halaman lalu berhenti karena terasa klise. Akan tetapi, Bising ini rasanya berbeda dan menohok. Di buku ini ada berbagai sudut pandang yang begitu mewakili dan jujur, blak-blakan. Ada puluhan cerita dengan tokoh “Aku” yang berbeda-beda. Ada istri yang kecewa, suami yang baru di-PHK, bujangan yang mendamba akhwat, wanita yang muak dengan omongan tetangga, orang tua yang tak memahami anak milenial, dll.</p><p style="text-align: justify;">Salah satu yang membuat terharu yaitu cerita berjudul “Menembus Sepinya Jalan”. Curhatan seorang tukang nasi goreng keliling yang merasa gagal mendidik anak. Anaknya nyebelin gaes. :’(</p><p style="text-align: justify;">Bagi saya sendiri ini pengalamn baru membaca buku dengan genre atau format seperti ini. Membuat Bising terasa segar, menghibur, sekaligus memberi banyak pelajaran berharga. Beberapa quote yang saya suka dari buku ini:</p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote><p style="text-align: justify;">"Bagaimana mungkin kamu merasa kalah padahal kamu tidak berjuang?" (hlm. 139)</p><p style="text-align: justify;">"Aku tidak pernah melihat saudara yang sibuk bergunjing seperti itu. Tak ada saudara yang seperti itu." (hlm. 133)</p><p style="text-align: justify;">"Aku ingin sekali memeluknya, dan mendapatkan pelukan yang dulu pernah kuterima setiap hari kala dia masih kecil." (hlm. 63)</p></blockquote><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: justify;">Buku yang unik untuk mengawali tahun. Pesan dalam buku ini kurang lebih agar lebih mendengarkan kata hati, agar berani, tegar, dan jujur pada diri sendiri. :))</p>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7544807903650185353.post-32817020145786907572020-12-03T03:48:00.001+07:002020-12-03T03:48:26.939+07:00 Asik-asik Menikmati Konflik<p><br /></p><span id="docs-internal-guid-7d494bb0-7fff-f699-7c46-e04afa34a275"><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tulisan ini dibuat spesial untuk memenuhi tugas di WAG Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP) cabang Fiksi. Karena tanpa tugas tersebut, saya ga mungkin pede nulis tentang unsur-unsur cerita fiksi. Dan tema kali ini adalah “Konflik”.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ibarat makanan, konflik dalam cerita adalah inti, makanan utama, lauk utama. Tanpa adanya konflik, cerita terasa tak bermakna. Eaaa… Dalam sebuah cerita bisa jadi ada satu konflik atau lebih. Konflik bisa muncul di awal, tengah, bahkan akhir cerita.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dari beberapa sumber yang saya temui, salah satunya di kelas menulis cerpen Gol A Gong, konflik adalah ketika si tokoh dalam cerita bertemu batu sandungan dalam meraih tujuannya. Konflik ini terlihat jelas dalam premis sebuah cerita dengan rumus: tokoh utama+menginginkan sesuatu+hambatan=konflik.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ada yang membagi konflik menjadi dua, yaitu konflik internal dan eksternal. Konflik internal adalah masalah yang terjadi dalam diri si tokoh sendiri, misal si tokoh melawan keraguan atau ketakutan dalam dirinya sendiri. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Atau ada pula yang mendefinisikan konflik internal sebagai konflik yang tidak melibatkan fisik, tapi lebih ke psikologis antartokoh. Misal adegan seorang guru menasihati muridnya yang ngeyel. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tipe kedua adalah konflik eksternal. Konflik eksternal berarti konflik antara tokoh utama dengan tokoh lainnya, atau dengan sesuatu di luar dirinya. Pengertian lain dari konflik ini yaitu konflik yang melibatkan fisik. Contohnya adegan pengeroyokan maling, dsb.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Konflik bisa muncul dari mana saja dan berupa apa saja. Tidak mesti sesuatu yang wow, cetar membahana. Konflik bisa saja sesuatu yang sebenarnya sederhana, tapi dikemas dengan apik.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Contohnya di salah satu episode Gintama (anime), ada yang ceritanya si tokoh utama (anak perempuan) diam-diam ingin sebuah payung cantik. Ketika ada yang membelikannya payung cantik, ia sangat senang. Tapi tiba-tiba ia melihat dua orang anak kecil miskin yang tidak punya payung di tengah hujan. Setelah terjadi pergolakan batin, dan si tokoh utama akhirnya memberikan payung yang sangat ia sukai itu.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dialog dalam episode tersebut bahkan sangat minim, konflik sederhana, tapi cerita dibawakan dengan natural dan penonton senang. Hehe.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Tentu saja, ada banyak contoh film, novel, atau cerpen yang mengangkat konflik besar dan disampaikan dengan baik juga. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jadi, apa konflik utama dalam <strike>hidupmu</strike> karyamu?</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><span style="font-size: x-small;">Sumber bacaan:</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><span style="font-size: x-small;">https://www.kompasiana.com/elfat67/5c2e7f83ab12ae695f551a02/menciptakan-konflik-dalam-karya-fiksi?page=1</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.7999999999999998; margin-bottom: 10pt; margin-top: 0pt; text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><span style="font-size: x-small;">https://www.wattpad.com/264454966-dapur-kepenulisan-alur-plot-konflik</span></span></p></span><div><span><br /></span></div>Utarihttp://www.blogger.com/profile/02800266354159784062noreply@blogger.com0