Ketika Jauh dari Jakarta (Part 2)

Tulisan ini, sebagaimana judulnya, adalah lanjutan dari part satu. Kenapa ada dua part? Yaa karena saya ingin menuliskannya dalam dua part. Sebenarnya bisa saja dituliskan dalam satu part, tapi tentu akan panjang sekali. Sangat banyak sekali hal yang dirasakan ketika tinggal jauh dari Jakarta. Karena saya lahir dan besar di Jakarta sejak lahir, orang tua, kakak, dan adik saya di Jakarta. Begitu banyak kenangan di Jakarta. Jadi, ketika jauh dari Jakarta, saya merasa…

  • Jakarta adalah kota yang sangat sibuk
Di Batam ini, nyaris tidak ada kemacetan, perjalanan yang jauh bisa ditempuh dalam waktu cepat. Apa efeknya? Efeknya, semua hal bisa lebih efisien, dan di pukul 21.00 saya sudah bisa berleyeh-leyeh di kasur. Sambil leyeh-leyeh, saya WA-an dengan kawan di Jakarta yang masih berkutat dengan kemacetan di tengah malam. Ya, Jakarta adalah kota yang membuat orang bekerja mati-matian tak kenal waktu, dan semua itu dianggap biasa. Dulu saya pun merasakan hal yang sama, saya merasa begitulah seharusnya hidup.

  • Jakarta adalah kota yang ramai
Kota yang sibuk dan ramai, berbeda dengan Batam. Paling tidak yang saya rasakan di Batam ini, jam sembilan malam jalanan sudah agak sepi. Toko-toko di mall sudah mulai tutup. Saya pernah datang ke salah satu mall di Batam, ketika itu sekitar pukul 20.30. Saya dengan pede mencari restoran. Eh, ternyata sejumlah restoran sudah siap-siap tutup dan tidak melayani pelanggan lagi. Saya pun terpaksa makan di restoran yang masih mau melayani, dan saya pelanggan terakhir malam itu. Sudah tidak ada pelanggan lain yang makan di sana. Haha. Sungguh terkejut saya. Karena biasanya di Jakarta, kalau ke mall jam sembilan masih ramai.

  • Jakarta bisa ngangenin juga
Terlepas dari kemacetan, polusi, dan hiruk pikuknya, Jakarta ternyata bisa ngangenin juga. Karena di sana lah keluarga, di sana lah rumah, di sana lah teman-teman saya sejak kecil. Di sana lah ribuan kenangan tercipta, terekam jelas walau tanpa kamera. Tidak, saya tidak masalah tinggal jauh dari Jakarta,  saya hanya merindukannya, merindukan kampung halaman.
 

#30DWC
#30DWCJilid21
#Day14
#ImWritingInLove

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Pengalaman Kuret Setelah Melahirkan

Lima Hal yang Membuat Bartimaeus Trilogy Menarik