Asik-asik Menikmati Konflik


Tulisan ini dibuat spesial untuk memenuhi tugas di WAG Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP) cabang Fiksi. Karena tanpa tugas tersebut, saya ga mungkin pede nulis tentang unsur-unsur cerita fiksi. Dan tema kali ini adalah “Konflik”.

Ibarat makanan, konflik dalam cerita adalah inti, makanan utama, lauk utama. Tanpa adanya konflik, cerita terasa tak bermakna. Eaaa… Dalam sebuah cerita bisa jadi ada satu konflik atau lebih. Konflik bisa muncul di awal, tengah, bahkan akhir cerita.

Dari beberapa sumber yang saya temui, salah satunya di kelas menulis cerpen Gol A Gong, konflik adalah ketika si tokoh dalam cerita bertemu batu sandungan dalam meraih tujuannya. Konflik ini terlihat jelas dalam premis sebuah cerita dengan rumus: tokoh utama+menginginkan sesuatu+hambatan=konflik.

Ada yang membagi konflik menjadi dua, yaitu konflik internal dan eksternal. Konflik internal adalah masalah yang terjadi dalam diri si tokoh sendiri, misal si tokoh melawan keraguan atau ketakutan dalam dirinya sendiri. 

Atau ada pula yang mendefinisikan konflik internal sebagai konflik yang tidak melibatkan fisik, tapi lebih ke psikologis antartokoh. Misal adegan seorang guru menasihati muridnya yang ngeyel. 

Tipe kedua adalah konflik eksternal. Konflik eksternal berarti konflik antara tokoh utama dengan tokoh lainnya, atau dengan sesuatu di luar dirinya. Pengertian lain dari konflik ini yaitu konflik yang melibatkan fisik. Contohnya adegan pengeroyokan maling, dsb.

Konflik bisa muncul dari mana saja dan berupa apa saja. Tidak mesti sesuatu yang wow, cetar membahana. Konflik bisa saja sesuatu yang sebenarnya sederhana, tapi dikemas dengan apik.

Contohnya di salah satu episode Gintama (anime), ada yang ceritanya si tokoh utama (anak perempuan) diam-diam ingin sebuah payung cantik. Ketika ada yang membelikannya payung cantik, ia sangat senang. Tapi tiba-tiba ia melihat dua orang anak kecil miskin yang tidak punya payung di tengah hujan. Setelah terjadi pergolakan batin, dan si tokoh utama akhirnya memberikan payung yang sangat ia sukai itu.

Dialog dalam episode tersebut bahkan sangat minim, konflik sederhana, tapi cerita dibawakan dengan natural dan penonton senang. Hehe.

Tentu saja, ada banyak contoh film, novel, atau cerpen yang mengangkat konflik besar dan disampaikan dengan baik juga. 

Jadi, apa konflik utama dalam hidupmu karyamu?

Sumber bacaan:

https://www.kompasiana.com/elfat67/5c2e7f83ab12ae695f551a02/menciptakan-konflik-dalam-karya-fiksi?page=1

https://www.wattpad.com/264454966-dapur-kepenulisan-alur-plot-konflik


Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Pengalaman Kuret Setelah Melahirkan

Lima Hal yang Membuat Bartimaeus Trilogy Menarik