Review Novel "Meniti Jalan Impian"



Judul: Meniti Jalan Impian

Penulis: Lathifah Barkah

Penerbit: LovRinz

Tahun terbit: April 2021

Jumlah halaman: 234

Sudah lama saya tidak membaca novel atau buku fiksi lainnya. Ada beberapa novel yang mengantri untuk dibaca, tetapi saya tak kunjung bersemangat bahkan untuk membukanya. Entah kenapa.

Akan tetapi, novel Meniti Jalan Impian ini berhasil mengetuk rasa penasaran saya. And here I am, finished reading the book and I’m gonna tell you about it. There might be spoiler.

Novel pertama karya Lathifah Barkah ini bercerita tentang seorang muslimah bernama Noura. Noura memiliki sebuah impian besar nan mulia yaitu membangun sekolah gratis. Sebagaimana impian besar pada umumnya, ada banyak aral melintang dalam mewujudkannya. Itulah yang dihadapi Noura. 

Halangan dalam mewujudkan mimpi ini tidak hanya dari segi finansial, dll, tapi juga dari orang-orang sekitar Noura, bahkan--pada satu titik--dari diri Noura sendiri. Lalu, apakah ia menyerah? Apakah ia mengganti impiannya dengan yang lebih mudah diraih? Hehe.

Padat Ilmu

Oke, buku Meniti Jalan Impian masuk ke dalam genre novel religi, ya, karena sarat akan ilmu agama. Sosok Noura pun digambarkan begitu menjaga diri dan kehormatannya sebagai muslimah. Sosok teladan bagi para muslimah.

Ada beberapa kutipan ayat Al-Qur’an dan hadits dalam novel ini. Menyenangkan ketika membaca sebuah novel, tapi juga mendapat ilmu, tidak hanya sebuah drama. Namun, ada beberapa bagian yang membuat saya serasa membaca artikel, saking banyaknya penjelasan yang ingin disampaikan.

Time Skip

Novel berangkat dari Noura yang berusia kurang lebih 20 tahun, masih mengenyam kuliah, dan berakhir ketika ia berusia sekitar pertengahan 30. Artinya, durasi dalam novel ini sebenarnya cukup panjang. Banyak hal yang diceritakan, dan itu sebenarnya menarik.

Sayangnya, ada beberapa time skip yang menurut saya jadi kurang greget. Karena time skip-nya itu justru yang saya ingin tahu ada apa di sana, apa yang dilakukan Noura, dsb. Misalnya ketika di awal pernikahan, ia menghadapi masalah, lalu tiba-tiba sudah berlalu lima tahun kemudian (atau lebih). 

Tapi ini tidak sampai menjadi plot hole, siy. Hanya jadi semacam anti klimaks di beberapa bagian saja. 

Polisi Tidur 

Bagaimana jika kita sedang berkendara dengan kecepatan sedang, tiba-tiba bertemu polisi tidur? Kaget? Ya. Nah, begitu juga ketika mengikuti jejak perjuangan Noura. Ada beberapa hal yang saya duga akan seperti ini, ternyata seperti itu. Ada beberapa kejutan kecil yang menyenangkan.

Menyenangkan karena kejutan ini menambah konflik sehingga cerita lebih menarik. Tidak lurus-lurus saja. Konfliknya pun tidak klise, tidak ecek-ecek gitu. Saya suka, kejutan ini membuat saya penasaran dan ingin lanjut membaca. Sambil bertanya-tanya apa “polisi tidur” selanjutnya yang akan dihadapi Noura.

I Love the Ending

Bagian akhir atau penutup cerita menjadi bagian yang penting, dan bisa berdampak pada keseleruhan kesan terhadap sebuah novel. Bagaimana dengan ending cerita Noura? Well, I won’t tell you, but, I will say: I love it!

Saya senang karena penulis membuat ending yang manis untuk sebuah perjalanan panjang si tokoh utama. Ending yang membuat saya sebagai pembaca puas dengan cerita ini. 

The Book

Secara fisik ada dua hal yang menjadi perhatian saya pada novel ini. Pertama, jenis font yang digunakan. Mirip dengan comic sans serif, tapi masa sih pake comic sans untuk sebuah novel? Rasanya saya belum pernah menemui novel lain menggunakan jenis huruf ini. 

Kedua, background gambar di halaman pertama tiap bab. Ini malah agak membuat kesulitan membaca tulisannya. Padahal jika dibiarkan polos pun bagus-bagus saja. It’s not a big deal though.

Overall, I love the story. Sangat penuh makna dan pesan, tersirat maupun tersurat, tanpa terkesan menggurui. Apalagi cerita ini diangkat dari kisah nyata! Sebuah bacaan yang berfaedah di tengah pandemi yang membuat kita lebih banyak di rumah. 

Terima kasih telah menuliskan kisah ini, Mba Ika. :)




Comments

  1. Jadi penasaran pengen baca.. Pinjam ya kl ketemu hahahahha

    ReplyDelete
  2. Masyaallah tabarakallah... Terima kasih banyak mba vidi... Semoga ada manfaat yg bisa diambil. Baarakallahu fiik❤

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Pengalaman Kuret Setelah Melahirkan

Lima Hal yang Membuat Bartimaeus Trilogy Menarik