Pindah-Pindah Lagi


Pindah rumah bagiku adalah sebuah momen besar, momen spesial, sebuah keputusan yang serius. Semenjak menikah, aku dan suami telah beberapa kali pindah rumah. Ketika baru menikah dan langsung ikut ke Batam, aku sempat tinggal di kosan suami selama dua hari. Kemudian kami pindah ke rusun.

Rusun ini seperti kosan yang lebih luas, kamar mandi dalam, ada meja kompor, tapi tidak ada furnitur apapun. Untuk pasangan suami istri yang baru saja menikah, menurutku ini pas-pas saja. Di dalam komplek rusun pun ada masjid, lapangan, tukang sayur, warung, dan dua warteg. Cukup lengkap dan nyaman.

Hanya beberapa bulan, kami lalu pindah ke rumah dinas di daerah Tiban. Alhamdulillah, rumahnya cukup luas, di dalam komplek yang sederhana. Di sanalah kami tinggal selama empat tahun. Enaknya di rumah dinas ini karena tidak ada biaya bulanan. Namun, di awal sebelum pindah, kami harus keluar modal dulu untuk merenovasi. Karena rumah itu sudah lama kosong dan sudah ada bagian yang rusak.

Setelah empat tahun, kami kembali ke Jakarta, dan kami tinggal di sebuah kontrakan mungil yang mirip dengan rusun. Ada kamar mandi dalam, satu ruangan besar, dan meja kompor. Kontrakan itu seperti rusun karena dalam satu area tak kurang 20 pintu yang terbagi di dua lantai. Ada pagar, dan tempat parkir khusus untuk penghuni. Menuju tempat parkir pun ada pagar kecil yang bisa dibuka dengan sidik jari. 

Itu tempat yang cukup nyaman dan aman bagi keluarga kecil kami. Lagi-lagi, seperti waktu di rusun, kami hanya beberapa bulan di sana dan memutuskan pindah ke tempat yang lebih besar karena akan kedatangan anggota keluarga baru, anak kedua maksudnya.

Sekarang, di usia anak kedua yang sudah dua tahun, kami akan pindahan lagi. Kali ini cukup jauh, lintas kota Jakarta-Tangerang. Alhamdulillah pindahan kali ini tidak sedang hamil, jadi semoga bisa lebih semangat packing-packing, angkut-angkut, dan beres-beres. Wkwk. 

Di mana pun kami menetap, semoga selalu diberkahi Allah, diberikan tetangga yang baik, lingkungan yang aman dan nyaman. Aamiin. 

#30DWCJilid46
#30DWC
#Day19

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Pengalaman Kuret Setelah Melahirkan

Resensi Teruslah Bodoh Jangan Pintar (Tere Liye)