Mudik, Pulang Kampung, dan Corona

(Sumber: Pixabay)

Harap tenang, pemirsa. Masalah mudik dan pulang kampung saya yakin banyak yang sudah mencarinya di KBBI. Walaupun menurut KBBI mudik dan pulang kampung itu sama, namun presiden kita memandangnya berbeda. Tentunya dihubungkan dengan situasi saat ini yang tengah dilanda pandemi.

Mudik diartikan sebagai tradisi pulang kampung yang dilakukan jelang lebaran. Biasanya ada yang mudik sejak pertengahan Ramadan. Tujuannya adalah untuk berlebaran di kampung halaman, dan akan kembali lagi merantau setelah selesai libur lebaran. Sedangkan pulang kampung adalah kembali ke kampung dengan tujuan memang tinggal di kampung untuk waktu yang lama, entah kembali ke kota lagi atau tidak. Mungkin seperti itu yang dimaksud pemerintah.

Nah, pemerintah melarang mudik dengan tujuan mencegah penyebaran virus corona yang lebih luas. Menurut saya pribadi sebagai orang awam, pelarangan ini bagus, walaupun disayangkan karena banyak yang telah lebih dulu pulang kampung sebagai dampak corona juga. Contohnya beberapa tetangga ibu saya yang sudah mudik dengan alasan pendapatan mereka menurun drastis, sehingga lebih memilih pulang kampung. Di kampung mereka bisa kumpul keluarga dan biaya hidup relatif lebih murah. Dari sisi kesehatan, saya menyayangkan hal seperti ini karena mereka berpotensi menyebarkan virus yang tanpa disadari ada di tubuh mereka. Akan tetapi di sisi lain, negara juga tidak bisa menanggung beban ekonomi orang-orang yang pendapatannya menurun drastis. Dilematis.

Namun demikian, larangan mudik tetap keputusan yang patut dihargai. Pasalnya, jika bicara pencegahan penyebaran virus, maka yang utama adalah meminimalisasi mobiltas masyarakat. Imbauan #dirumahaja dan larangan mudik sejatinya untuk menekan mobilitas masyarakat agar virus tak mudah menyebar. Sayangnya, hal ini tak jarang disalahartikan.

Misalnya saja pada beberapa instansi yang mengimbau pegawai yang telah pulang kampung karena WFH untuk kembali ke kota tempatnya bekerja. Hal ini jadi kontraproduktif dengan tujuan WFH dan larangan mudik itu sendiri. Huff..

Yah, saya sendiri akhirnya hanya bisa memaklumi. Kondisi pandemi baru kali ini dihadapi oleh kebanyakan orang di negeri ini, sehingga masih banyak yang bingung atau tidak memahami apa yang harus dilakukan. Jangankan pedagang asongan yang tak mengenyam pendidikan formal, pejabat instansi pun belum tentu paham makna di balik aturan WFH, #dirumahaja, dan larangan mudik.

Akhirnya, hanya bisa berdoa semoga Allah swt segera mengangkat wabah ini, dan melindungi kita dari segala keburukan wabah ini. Aamiin..


#corona
#wabah
#mudik


Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Pengalaman Kuret Setelah Melahirkan

Lima Hal yang Membuat Bartimaeus Trilogy Menarik