Cara Atasi Writer’s Block Ala Tere Liye, Puthut EA, dan Joko Pinurbo

Sumber gambar: Jan Kahánek on Unsplash

Pernahkah Anda mengalami writer’s block? Jika pernah, bagus! Itu artinya Anda senang menulis, atau paling tidak memiliki niat menulis. Hehe.

Sayangnya, writer’s block ini sering dijadikan alasan seseorang tidak menulis, atau tidak menyelesaikan tulisannya. Berita bagusnya, writer’s block bisa diatasi.

Jadi, apa sebenarnya writer’s block? Melihat definisi yang termaktub dalam Wikipedia dan Oxford Dictionary (via Google tentunya), writer’s block adalah keadaan ketika seseorang merasa mandeg, mentok, seolah tak ada ide untuk menulis, kurang lebih begitu yang saya tangkap. Di Wikipedia ditambahkan bahwa writer’s block ini bukan karena minimnya ilmu atau keterampilan dalam hal menulis. #syukurlah wkwk…



Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Mari kita belajar pada para penulis senior, di antaranya Tere Liye, Puthut EA, dan Joko Pinurbo.

Saya pernah menyinggung tentang tips dari Tere Liye dalam mengatasi writer’s block. Dalam meet and greet beberapa waktu lalu, penulis pentalogi Anak Mamak ini mengatakan bahwa writer’s block hanyalah nama lain dari "kemalasan". Dan cara mengatasinya adalah dengan tetap menulis, walaupun hanya satu halaman, satu paragraf, satu kalimat, bahkan satu kata.

Tak jauh berbeda dengan Tere Liye, penyair Joko Pinurbo pun menilai writer’s block berhubungan dengan kemalasan dan kekuranggigihan. Hal itu ia sampaikan dalam tanya jawab di akun Instagram @klubbukunarasi.



Sedangkan penulis novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, Puthut EA, memiliki dua opsi menghadapi writer’s block. Dalam bab “Kebuntuan Menulis” di buku Menjadi Penulis, Puthut EA menyarankan bagi penulis pemula jika mengalami writer’s block maka tetaplah berusaha menulis. Jangan menyerah atau menunda. Tatap layar dan tunggu sampai bisa menulis lagi. Karena jika ditinggal, khawatir akan menjadi kebiasaan.

Sedangkan bagi penulis yang sudah mahir, atau sudah terampil dalam menulis, mengatasi writer’s block bisa dilakukan dengan membuat jeda atau istirahat sejenak. Misal dengan mengobrol, menonton, dan lain-lain. Namun, tidak lupa dengan tujuan yaitu kembali menulis.

Nah, itu dia tips mengatasi writer’s block dari para penulis senior. Intinya, sih, jangan berhenti dengan alasan “buntu” atau writer’s block ini. Tetap hadapi dengan senyuman dan tulisan. Hehe. Silakan diterapkan tips dari para senior, ya! Semoga kita bisa melawan writer’s block dan terus menghasilkan karya-karya terbaik. :)

#30DWCJilid23
#30DaysWritingChallenge
#Squad7
#Day18

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Pengalaman Kuret Setelah Melahirkan

Lima Hal yang Membuat Bartimaeus Trilogy Menarik