Lupa

Ada banyak, mungkin ribuan, perasaan yang dirasakan seseorang dalam satu waktu. Tapi ketika diminta menjelaskan, mungkin tak semua bisa dicurahkan. Ini sama dengan seseorang yang sangat kukuh ingin menulis, namun tak tahu harus menulis apa.

Mau nulis apa ya?
Apa yang menarik ya?
Duh, ngga ada ide! 

Walaupun di saat yang sama, dirinya sendiri menyadari bahwa ada banyak hal yang ia ingin ungkapkan. Sering kali ada perasaan atau ide yang belum tersampaikan dan ingin ia tuliskan. Tapi satu kata membuat semuanya sirna: lupa.

Lupa adalah sebuah keadaan yang mampu mengubah banyak hal. Sepasang kekasih bisa saling membenci karena lupa. Persahabatan bisa hancur karena lupa. Hubungan rumah tangga bisa kandas juga karena lupa. Lupa kalau sudah berumah tangga misalnya. Wkwk.

Intinya, lupa adalah hal yang manusiawi namun juga fatal. Lupa bisa menjadi sebab maupun akibat. Lupa bisa menjadi obat yang mangkus atau racun mematikan. Lupa, ada dalam diri setiap manusia.

Bentuk lupa juga bisa bermacam-macam. Ada lupa yang hanya sementara, dan tak lama kemudian ingat lagi. Contohnya, lupa membawa handphone, biasanya ini sangat sebentar dan langsung ingat lagi. Ada lupa yang saaangat lama, tapi akhirnya ingat juga. Misalnya ketika lupa pelajaran matematika di zaman sekolah dulu. Ada lagi jenis lupa yang nyaris tak pernah berakhir kecuali kalau diingatkan berkali-kali, lupa akan hari akhir misalnya. #Eh. 

Jenis apa pun itu, semoga kita terhindarkan dari lupa-lupa yang berdampak buruk. Semoga kita juga tidak lupa kalau sekarang masih di bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah dan rahmat. Bukan untuk bermalas-malasan, justru ini saatnya berkejaran menggapai ampunan. 

Semoga kita tak pernah lupa untuk selalu bersyukur dan menebar kebaikan.
Semangat Ramadan!

#30DaysWritingChallenge
#30DWCJilid23
#Squad7
#Day10

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Pengalaman Kuret Setelah Melahirkan

Lima Hal yang Membuat Bartimaeus Trilogy Menarik