Cara Mudah Mengajari Anak Minum Pakai Sedotan


Setelah drama sembelit yang on off terus selama berbulan-bulan, saya memutuskan kalau bayi ini harus diajari minum dengan sedotan. Kenapa? Karena kalau sudah bisa minum dengan sedotan, harapannya akan lebih mudah dan banyak minum air putihnya. Efeknya, BAB bisa lebih lunak dan lancar.


Sebagaimana emak-emak milenial pada umumnya, saya pun mencari di dunia maya cara mengajarkan anak minum pakai sedotan. Saya menemukan rekomendasi video di YouTube, mengajari minum dengan sedotan. Caranya, pertama suapi dulu anak minum menggunakan sedotan. Tahan air di dalam sedotan, lalu sodorkan ke mulut anak. Ketika anak tahu bahwa di sedotan itu ada airnya, dia akan coba menyedot. Ini yang dicontohkan di video YouTube tersebut.


Saya coba pada anak saya menggunakan beberapa jenis sedotan. Sedotan plastik biasa, sedotan aqua gelas, sedotan botol minum bayi. Hasilnya, setelah beberapa kali, masih tidak berhasil. Hahaha. Maka saya coba berkreasi. Caranya menggunakan aqua gelas yang masih utuh, dan sedotannya. Pertama, tusukkan sedotan ke aqua gelas, seperti biasa, lalu sodorkan sedotannya pada anak. Kemudian, pelan-pelan saya tekan itu gelas aqua, air pun mengalir ke mulut si anak kan? Dia agak kaget gitu awalnya. Keselek sedikit. Lalu coba lagi, dan hanya sebentar saja langsung berhasil pemirsa! Dia akhirnya mau nyedot itu sedotan. Muahahaha.. Alhamdulillah.


Menurut saya cara ini sangat mudah dan tingkat keberhasilan tinggi. Karena sedotan aqua itu kan kecil ya, jadi airnya lebih mudah untuk naik. Apalagi kalau gelasnya masih penuh. Namun, tetap hati-hati, ya, karena sedotannya berbahan plastik yang agak keras, jangan sampai masuk terlalu dalam, khawatir melukai gusi atau langit-langit mulut anak.


Setelah lancar minum dengan sedotan aqua, tak lantas anak saya lancar minum dengan model sedotan lain. Ketika sedotannya diganti, awalnya tidak mau, tapi lama-lama dia mau dan bisa juga. Alhamdulillah. Dan benar saja, ketika dia senang minum dengan sedotan, minum air putihnya jadi lebih banyak. BAB pun relatif lebih lancar, walaupun tidak melulu. Masih ada drama per-BAB-an kadang-kadang. 


Semoga sharing ini bermanfaat bagi yang sedang mengalami hal serupa ya. Terima kasih sudah membaca. :)


Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Pengalaman Kuret Setelah Melahirkan

Lima Hal yang Membuat Bartimaeus Trilogy Menarik