Why Do You Make Me Do This?


Why do you make me do this?

Itulah pertanyaan si sulung ketika bius sunatnya habis. Sambil teriak kesakitan, dia mengatakan itu. 

Aku jawab karena dokter yang menyarankan, tapi dia tidak terima jawaban itu. Tentu saja. Aku tahu anak ini perlu jawaban yang bisa dia terima untuk rasa sakit yang sebesar itu.

Namun, menjelaskan bahwa khitan adalah kewajiban agama di tengah kondisi yang tidak tenang seperti itu rasanya tidak bagus. Aku ingin dia bisa menerima dengan baik, bukan ketika marah-marah dan menyimpulkan kalau kewajiban satu ini menyakitkan.

Di situ aku kembali terpikirkan, bahwa semua ada saatnya. Tidak harus semuanya diketahui sekarang. Salah satu contohnya, tentang pernikahan dan kehidupan setelah akad nikah. 

Adikku pernah bertanya, ”kenapa kita ga dikasih tahu ini semua dulu sebelum menikah? Sejak dulu?” 

Itu pertanyaan yang muncul setelah dia membaca-baca di Twitter, entah dari mana, membahas masalah-masalah pernikahan. 

Well, aku hanya menjawab bahwa memang tidak semua harus diketahui sekarang. Ada hal-hal yang sebaiknya diketahui nanti saja. Coba bayangkan jika kita diberitahu segala macam hal tentang kehidupan rumah tangga ketika usia 17 tahun, atau 20 tahun? Pikiran kita akan dipenuhi hal yang belum saatnya. Belum tahu kapan terjadi. Lantas kita malah jadi tidak fokus memikirkan yang lebih penting, tentang pendidikan atau pekerjaan misalnya. Atau menuntut ilmu agama.

Saat kubilang seperti itu, dia tidak sepenuhnya menerima. Wajar, mungkin itu memang unpopular opinion di masa sekarang. Namun, beberapa waktu setelahnya, dia akhirnya bisa menerima, bahwa memang lebih baik fokus pada apa yang bisa dilakukan sekarang, alih-alih mengkhawatirkan masa depan.

Belajar tentang pernikahan jelas perlu, hal itu mungkin lalai diajarkan oleh orang tua kita. Akan tetapi, yang juga penting adalah belajar dari sumber yang benar, di waktu yang tepat, dengan dosis yang sesuai. Di luar itu, bertawakal saja pada Allah. Bukankah sederhana? Jangan dibikin ribet sendiri. 

#30DWCJilid46

#30DWC

#Day25

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Resensi Teruslah Bodoh Jangan Pintar (Tere Liye)

Review Novel The Star and I (Ilana Tan)