Posts

Showing posts from February, 2020

Book Review: Let’s Go to Europe

Image
For the second week of Read and Review challenge, I choose a book from iPusnas. Actually, I’m not sure that it is “a book”, because it’s just one short story from a book 30 Paspor di Kelas Sang Profesor . But, since it’s available at iPusnas, and it’s somewhat called “e-lite”, so, I just go with it. Hehe.. This book is about a student of Prof. Rhenald Kasali in International Marketing class. Prof. Rhenald always require his student to go abroad, see new things, take adventure, within 1.5 months. Of course, the most asked question is, “how could they get the money to go abroad?” Now, that’s the challenge.  The story I read is about a student who choose to go to Europe. He saved money from his internship and other job, and he also received some money from his parent. Then he went to some countries in Europe. Well, after reading this story I kind of curious to read another stories. But, on the other hand, I feel this story is just a usual travel story if not less. I thought I would

Resensi Buku Xenoglosofilia: Kenapa harus Nginggris?

Image
  Judul: Xenogolosofilia Kenapa Harus Nginggris Penulis: Ivan Lanin Penerbit: Kompas Tahun Terbit: 2018 Jumlah halaman: 232   Semakin saya membaca buku ini, semakin saya bertanya-tanya, “Kenapa saya membaca buku ini?” Buku berjudul Xenogolosofilia Kenapa Harus Nginggris ini adalah karya Ivan Lanin. Ya, saya—dan mungkin banyak orang lainnya—mengenal Ivan Lanin sebagai seorang ahli bahasa Indonesia. Saya sering mencari jawaban dari Twitter Ivan Lanin jika ada hal yang tidak saya pahami tentang bahasa Indonesia. Tapi saya tidak pernah mencari siapakah Ivan Lanin. Dari buku ini saya mengetahui bahwa Ivan Lanin tidak memiliki latar belakang pendidikan formal di bidang linguistik. Ia menempuh S-1 di Teknik Kimia ITB, dan S-2 Teknologi Informasi UI. Namun kini ia menjadi salah satu tempat mencari jawaban tentang mengenai bahasa Indonesia.  Ok, lanjut ke buku Xenogolosofilia Kenapa Harus Nginggris . Buku ini membahas tentang problematika dalam bahasa Indonesia. Banyak me

Pahlawan yang Menyebalkan

Pahlawan itu identik dengan menolong orang lain, menyelamatkan orang lain, berkorban demi orang lain. Pahlawan selalu ingin menyenangkan hati orang lain. Ya, pahlawan dengan sifat-sifat tersebut sangat mudah dicintai orang lain. Lantas, adakah pahlawan yang menyebalkan? Satu hal yang perlu digarisbawahi dalam paragraf di atas adalah "orang lain". Let's talk about it . Sejak membaca Falsafah Keluarga karya Dhuha Hadiansyah, saya selalu agak keki mendengar kata pahlawan. Pasalnya, dalam buku tersebut ada sebuah bab yang menerangkan tentang pahlawan namun bukan dalam konteks yang menyenangkan. Intinya, ada tipe orang yang berjiwa pahlawan, ingin selalu menolong orang lain, mudah merasa kasihan dengan orang lain. Akan tetapi, jiwa pahlawan ini terkadang membuat dirinya mengorbankan hal-hal yang tak seharusnya. Bahkan tak jarang ia menganggap keluarganya sebagai perpanjangan dirinya yang harus ikut menolong dan berkorban demi orang lain. Alih-alih menjadi pahlawan, orang tip

Setelah Menonton Kim Ji Young Born 1982 …

Apakah Anda ibu rumah tangga? Apakah Anda pernah bekerja di luar rumah? Apakah Anda sudah menonton film Kim Ji Young Born 1982 ? Apa pun jawaban Anda, silakan baca tulisan ini sampai selesai. Hehe. Film Kim Ji Young bercerita tentang seorang wanita yang bekerja di sebuah kantor periklanan (ya?), kemudian menikah, dan setelah memiliki seorang anak, dia berhenti bekerja kemudian menjadi ibu rumah tangga. Sampai sini, apakah ada kemiripan antara Kim Ji Young dengan kehidupan Anda? Ya? Oke, semoga cerita selanjutnya tidak sama, ya. Hari berganti, waktu bergulir, Kim Ji Young rupanya mengalami gangguan kejiwaan yang membuatnya kadang menjadi seperti orang lain. Oke, sinopsis film sampai sini saja, saya tidak akan bahas tentang filmnya itu sendiri, tapi saya akan menuliskan beberapa hal yang terbesit setelah menonton film ini. Ih, gue banget! Mungkin ini ujaran sebagian emak-emak IRT yang menonton ini. “Gue banget nih, tadinya kerja, terus jadi IRT, terus bergulat dengan urusan domestik